Kategori
Berita s2es

Pascasarjana UIN Salatiga, Prodi Magister Ekonomi Syariah Tingkatkan Mutu Jalin Kerjasama dengan IPMAFA Pati

Dalam rangka menjalin kerja sama bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga melakukan penandatangan perjanjian kerjasama antara Program Pascasarjana UIN Salatiga dengan Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati, Kamis 27 Juni 2024.

Dok. Penandatanganan Kerjasama Pascasarjana UIN Salatiga dan IPMAFA Pati (Kamis, 27/06/2024)


Dalam Sambutannya Secara umum Direktur Program Pascasarjana UIN Salatiga Prof. Dr. H. Miftahuddin, M.Ag menyampaikan, nota kesepahaman yang ditandatangani, memuat kerjasama dalam bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, dengan harapan erjasama ini dapat terus berlangsung dengan baik dan dapat mengisi antara UIN Salatiga dan IPMAFA Pati dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi serta kajian-kajian ke-Islaman terkait kepesantrenan serta kajian keilmuan yang terdapat linieritas pada kedua perguruan tinggi ini, kerjasama ini dimaksudkan untuk memanfaatkan kemampuan sumberdaya yang dimiliki oleh kedua belah pihak secara maksimal dan sebaik-baiknya agar lebih berhasil pembinaan dan pengembangan kedua belah pihak, khususnya dalam meningkatkan dan mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Pascasarjana UIN Salatiga yang saat ini memiliki 1 Prodi Doktoral PAI dan 5 Prodi Magister (PAI, Ekonomi Syariah, PGMI, TBI, HKI) dan Alhamdulillah 3 prodi
diantaranya telah terakreditasi UNGGUL (S2 PAI, S2 PGMI, S2 TBI) dan inshaallah dalam waktu dekat akan ada Assesmen Lapangan untuk Prodi S3 PAI dan S2 HKI yang telah diselesaikan oleh TIM dengan maksimal dengan target UNGGUL pula, disamping itu UIN Salatiga terutama Pascasarjana sangat terbuka untuk semua kalangan yang ingin maju dan berkembang bersama-sama UIN Salatiga.

Dok. Sambutan Direktur PPs UIN Salatiga (Prof. Dr. H. Miftahuddin, M.Ag) dan Wakil Rektor III IPMAFA Pati (Wahrodli, M.Pd) Kamis, 27/06/2024

Rektor IPMAFA Pati  K.H. Abdul Ghoffarrozin, M.Ed yang diwakili oleh Wakil Rektor III Wahrodli, M.Pd menyatakan bahwa nilai pesantren menjadi penting untuk membayangkan komunitas pesantren maupun perguruan tinggi Islam. Kita hidup dalam percepatan yang luar biasa,
derasnya perubahan sehingga basis nilai yang harus menjadi akarnya, bisa
menavigasikan diri agar sukses pada pengetahuan yang memandu kita menggapai dunia juga akhirat. IPMAFA yang semula STAIMAFA membuka tiga Jurusan/ Program Studi, yaitu: Tarbiyah/ Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Syari’ah/ Perbankan Syari’ah (PS) dan Dakwah / Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Ketiga Jurusan/ Program Studi tersebut merupakan pendidikan jenjang Strata Satu (S1) program reguler dan pada tanggal 25 September 2015 STAIMAFA resmi alih status dari STAI menjadi Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) sekaligus membuka tiga Program Studi (prodi) baru meliputi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) dan Prodi Zakat dan Wakaf (ZAWA) dan Program Magister PBA. IPMAFA Pati sudah sangat representatif untuk dijadikan sebagai tempat menempa ilmu di tingkat sarjana strata satu (S1) karena sudah dilengkapi dengan lembaga yang relevan dengan program studi, seperti center of shariah banking, Ma’had Jamiah atau pesantren kampus, pusat komputer (puskom), PUSHAMI, Pusat Studi Fiqh Sosial Institute, sistem informasi akademik (Sisfo Akademik), kalender akademik, pendaftaran online, jurnal islamic review, nazariyyat, P3M, dan beasiswa, tutur Wahrodli, M.Pd.

Kerjasama antara Pascasarjana UIN Salatiga dan IPMAFA Pati merupakan langkah awal yang baik untuk meningkatkan kemampuan pendidik supaya mampu menghasilkan kualitan layanan dan mutu pendidikan yang bersaing baik pada tingkat lokal maupun nasional.

Dalam Kegiatan ini juga dilakukan Penandatanganan Kerjasama antara Prodi Magister Ekonomi Syariah PPs UIN Salatiga dengan Prodi Perbankan Syari’ah dan Ekonomi Islam serta Prodi Zakat Wakaf IPMAFA Pati.

Dok. Penandatangan Kerjasama Prodi Magister Ekonomi Syariah UIN Salatiga dan Prodi Perbankan Syari’ah dan Ekonomi Islam serta Prodi Zakat Wakaf IPMAFA Pati (Kamis, 27/06/2024)

Turut hadir dan mendampingi pada kegiatan ini dari Pascasarjana UIN Salatiga Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.S.I (Kaprodi S2 ES), Dr. Budi Sunarso, M.M.Pd., M.Si (Sekprodi S2 ES), Dr. Oktio F. Biantoro, M.Pd (Kaprodi S2 PGMI), Edi Kuswanto, M.Pd.I (Kasubag PPs), dan staf tendik Solikhul Huda. Sementara Pimpinan IPMAFA Pati Hadir Direktur Pascasarjana IPMAFA Pati Dr. Ali Subhan, Dekan Tarbiyah Dr. Agus Syakroni M.Pd., Kaprodi Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam Khabib Solihin M.M

Dok. Foto Bersama PPs UIN Salatiga & Pimpinan beserta Civitas academika IPMAFA Pati (Kamis, 27/06/2024)

Usai terjalinnya Kerjasama ini dilanjutkan dengan Sosialisasi PMB Program Pascasarjana UIN Salatiga Kepada Civitas Akademika IPMAFA Pati oleh Dr. Budi Sunarso disambung dengan acara kuliah pakar Kaprodi Magister Ekonomi Syariah PPs UIN Salatiga Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar, Lc., M.S.I yang membahas “Wakaf Instrumen Nyata Mencapai Semesta Sejahtera” di Aula 2 lantai 2 gedung Utama IPMAFA Pati.

Dok. Sosialisasi PMB 2024/2025 PMB Pascasarjana UIN Salatiga (Dr. Budi Sunarso) dan Kuliah Pakar (Dr. Ahmad Mifdlol Muthohar)

Budi Sunarso, S2 ES PPs UIN Salatiga

Kategori
Berita s2es

Prodi S2 ES PPs UIN Saga adakan Interdiciplinary Colloquium : Profesionalisme Dunia Perbankan Syariah Era 5.0

Salatiga, 21 Juni 2024, Program studi S2 Ekonomi Syariah Pascasarjana UIN Salatiga mengadakan Interdisiplinary Colloquium dengan tema “Profesionalisme Sumber Daya Insani Perbankan Syariah dalam meningkatkan Ekonomi Global di Era 5.0” yang dilaksanakan pada Jum’at, 21 juni 2024 bertempat di Aula pascasarjana uin salatiga, colloquium di ikuti oleh sekitar 100 peserta yang terdiri dari dosen, tamu undangan dan mahasiswa. Dr. Mifdhol Muthohar selaku Ketua Prodi S2 Ekonomi Syariah PPs UIN Salatiga, mengatakan dalam sambutanya bahwa potensi perbankan syariah sangat besar tetapi ternyata penyerapannya agak minim karena pendidikan dengan harapan semoga ilmu yang diberikan oleh Narasumber dapat menjadi motivasi bagi SDM untuk mengembangkan dunia perbankan syariah.

Prof. Dr. Miftahudin, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana menyampaikan selamat datang ke pada Kepala Divisi Syariah Bank Jateng Syariah Bapak Slamet Sulistiono, S.E., M.M serta menginformasikan bahwa UIN salatiga memiliki 6 program studi dan salah satunya Program Studi Magister Ekonomi Syariah dan meminta restu bahwa tahun yang akan datang akan mendirikan S3 Program Doktor Ekonomi Syariah sebab ini adalah bagian salah satu yang menjadi kour perubahan dari IAIN ke UIN Salatiga. Berbicara Ekonomi Islam berarti kita berbicara terkait muamalah, sedangkan perbankan syariah sebagai anak kadung dari ekonomi syariah, sehingga harapan kami dalam praktisi ekonomi syariah terus berkerja sama dan cita2 untuk membangun masyarakat yang bermartabat tinggi dan menjadi masyarakat yang berpegang prinsip syariah.

Sementara dalam paparan materi Interdisiplanary Colloquium yang dipandu oleh Dr. Budi Sunarso, Narasumber Slamet Sulistiono, S.E., M.M yang merupakan Kepala Devisi Syariah Bank Jateng Syariah menyampaikan bahwa dalam menuju Profesionalisme perlu sesuatu yang dikerjakan karena cinta dan totalitas dalam berkerja, hasil akan bisa dirasakan terus menerus jadi intinya profesionalitas itu adalah mengerjakan sesuatu dengan hati dan keseriusan dengan perbandingan pada generasi sekarang yang lebih banyak hanya mengerjakan kerjaan sekedar promalitas.

Berdasarkan data dari paparan narasumber bahwa Jumlah yang kerja di bank syariah hanya 56 ribu hal tersebut tidak sebanding degan total penduduk, dan sumber daya manusia dibank syariah tidak banyak yang berlatar belakang ekonomi syariah karena tidak membekali diri dengan ilmu keterampilan contohnya kemampuan kursus softcos menyelaraskan kurikulum kampus dengan dunia kerja, oleh karena itu softcos, magang PKL itu sangat penting untuk ada di dunia perkuliahan.

Problem selanjutnya adalah secara mental yang lulus dan daftar kerja belum dibilang siap, maka perlu adanya magang sehingga akan punya difendent yang baik, dan perlu di ketahui bahwa saingan dalam dunia kerja dibank bukan hanya dari dunia ekonomi namun juga dari  dunia teknik seperti menghitung kelanyakan keuangan. Oleh karena itu ilmu itu harus berkolaborasi. Kecanduan teknologi yang sudah mengilangkan pekerjaan yang berulang-ulang seperti teller. pekerja yang memakai tangan sudah digantikan oleh digital, tapi ilmu IA, big data tidak akan bisa digantikan. Karena big data merupakan suatu hal yang penting karena hal tersebut mencakup data privasi banyak orang.”Ujar Slamet Sulistiono.

Begitu menariknya paparan yang disampaikan oleh narasumber dan respont peserta yang aktif dalam tanya jawab, lebih lanjut Slamet Sulistiono Kualifikasi dan kompetensi yang tepat sangat penting bagi SDI dalam perbankan syariah untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Hal ini mencakup kombinasi antara pengetahuan teknis dan non-teknis, pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip syariah, serta kemampuan untuk berinovasi dan terus berkembang di era Industri 5.0

Sementara itu dalam menciptakan hal yang baru Inovasi juga dapat dilakukan melalui pendekatan Value Co-Creation, yaitu proses kolaboratif di mana perusahaan dan pelanggan bekerja sama untuk menciptakan nilai bersama. Melibatkan interaksi aktif antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, karyawan, mitra, dan komunitas. Arah ekonomi Indonesia sejalan dengan komitmen global untuk transisi dari brown energy ke green energy, maka eksplorasi bisnis terhadap sektor berbasis Environmental, Social and Governance (ESG) perlu ditingkatkan, untuk antisipasi new practise, baik dari sisi energi maupun perumahan, ungkap Slamet Sulistiono yang juga pernah bekerja di Bank Indonesia ini.

Budi Sunarso, ES PPs UIN Salatiga

Kategori
Berita s2pai

PELAKSANAAN ASESMEN LAPANGAN PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM OLEH ASESOR LAMDIK

Assalamu’alaikum wr wb.

Puji syukur kehadirat Allah Swt, Tuhan yang maha Esa, atas limpahan rahmad dan karunia-Nya, sehingga kegiatan asesmen lapangan Program Studi S2 Pendidikan Agama Islam (Prodi S2 PAI) oleh asesor LAMDIK telah terlaksana dengan lancar dan sukses. Prosesi asesmen lapangan dilaksanakan pada tanggal 25-26 Mei 2023 di Gedung KH. Ahmad Dahlan UIN Salatiga secara Luring. Asesor yang melakukan asesmen lapangan yaitu Prof. Dr. Ani Cahyadi, M.Pd (UIN Antasari Bajarmasin) dan Dr. H. Karwadi, M.Ag (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Proses asesmen lapangan hari pertama dibuka oleh Wakil Rektor I UIN Salatiga (Prof. Dr. Muh. Saerozi, M.Ag). Mengawali sambutannya, beliau menyampaikan selamat datang kepada para asesor LAMDIK dan memperkenalkan pengelola dan dosen S2 PAI. Selanjutnya, dengan adanya asesmen lapangan ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran kepada prodi S2 PAI untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pengelolaan program studi yang excellent. Terakhir, beliau berharap supaya prodi S2 PAI dapat memperoleh peringkat akreditasi Unggul dari LAMDIK.

Sambutan yang kedua adalah dari asesor I LAMDIK (Prof. Dr. Ani Cahyadi, M.Pd), beliau menyampaikan apresiasi atas persiapan pelaksanaan asesmen lapangan yang telah dilakukan oleh tim akreditasi S2 PAI. Beliau menuturkan bahwa pelaksanaan asesmen lapangan secara luring ini dilakukan dengan penuh keseriusan dan semangat yang tinggi.

Setelah sambutan Warek I dan Asesor I, acara yang selanjutnya adalah proses asesmen lapangan. Dalam prosesi ini tim asesor membagi tugas menjadi 2 kegiatan, satu asesor mengkonfirmasi dokumen LED dan LKPS kriteria 1-9, dan asesor lainnya melakukan wawancara dengan para stakeholder prodi S2 PAI. Dalam pelaksanaanya, kegiatan berlangsung dengan penuh hikmat dan berjalan dengan lancar.

Prosesi asesmen lapangan pada hari kedua, satu asesor melanjutkan mengkonfirmasi beberapa hal penting yang di hari pertama belum selesai, dan asesor lainnya melakukan observasi terhadap kegiatan belajar mengajar dosen kepada mahasiswa S2 PAI. Setelah kegaitan tersebut selesai dilaksanakan, dilanjutkan dengan penyampaian dan penandatanganan berita acara asesmen lapangan oleh Asesor, Direktur Pascasarjana (Prof. Dr. phil. Widiyanto, M.A) dan Kaprodi S2 PAI (Dr. Mukh Nursikin, M.S.I). Turut mendampingi dan menyaksikan penandatanganan berita acara asesmen lapangan, Wakil Direktur Pascasarjana (Noor Malihah, Ph.D), Sesprodi S2 PAI (Dr. Edi Cahyono, M.M), dan tim akreditasi S2 PAI.

Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan acara penutupan, yang dalam hal ini dihadiri oleh Rektor UIN salatiga (Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag). Dalam sambutan penutupannya, Rektor menyampaikan terimakasih kepada tim asesor LAMDIK yang telah melakukan asesmen lapangan dan memberikan bimbingan serta masukan untuk prodi S2 PAI. Rektor berharap Prodi S2 PAI dapat memperoleh peringkat akreditasi Unggul dari LAMDIK. Setelah selesai acara penutupan, diakhiri dengan foto bersama.

Seluruh civitas akademika Pascasarjana UIN Salatiga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua asesor LAMDIK, dan semoga prodi S2 PAI dapat memperoleh peringkat terakreditasi Unggul. Aamiin… (ECA).

Wassalamu’alaikum wr wb.

Kategori
Berita

“Dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara, Mahasiswa Asing Puji PBAK Pascasarjana UIN Salatiga”

Salatiga, 11 September 2025 — Kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Pascasarjana UIN Salatiga tahun akademik 2025/2026 mendapat sambutan hangat tidak hanya dari mahasiswa dalam negeri, tetapi juga dari mahasiswa asing yang kini menjadi bagian dari komunitas akademik Pascasarjana UIN Salatiga.

Tercatat, sejumlah mahasiswa internasional dari Arab Saudi, Yaman, dan Filipina turut hadir dan mengikuti kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai 3 Gedung Pascasarjana, Kamis (11/9). Mereka menyampaikan kesan positif dan kekaguman terhadap pelaksanaan PBAK, baik dari sisi muatan materi, kedisiplinan, atmosfer ilmiah, hingga nuansa religius yang mengakar kuat dalam kegiatan tersebut.

“Saya sangat terkesan. Kegiatan ini bukan hanya pengenalan kampus, tetapi juga memperlihatkan bagaimana budaya akademik dibangun dengan nilai Islam yang moderat dan inklusif,” ujar Abdullah Yahya al-Qahtani, mahasiswa asal Arab Saudi yang mengambil program Doktor Pendidikan Islam.

Sementara itu, Abdul Latif, mahasiswi asal Filipina yang menempuh studi di program Magister Pendidikan Agama Islam, mengaku terkesan dengan semangat keilmuan yang ditanamkan sejak hari pertama. Ia menilai bahwa orientasi akademik di UIN Salatiga memiliki kualitas yang setara bahkan lebih baik dibanding beberapa universitas di luar negeri.

“Saya merasa disambut seperti keluarga. Penekanannya pada riset dan publikasi sangat menginspirasi. UIN Salatiga jelas memiliki kualitas internasional,” ucapnya.

Hal senada disampaikan oleh Sarah Khasan, mahasiswi asal Yaman, yang melihat PBAK sebagai cerminan komitmen Pascasarjana UIN Salatiga untuk membangun atmosfer akademik global, yang terbuka terhadap keberagaman budaya dan negara asal mahasiswa.

Direktur Pascasarjana dalam sambutannya juga menekankan bahwa kehadiran mahasiswa asing merupakan bagian dari strategi internasionalisasi kampus, dan sekaligus wujud nyata bahwa Pascasarjana UIN Salatiga diminati oleh mahasiswa dari berbagai belahan dunia.

“Kami menyambut hangat kehadiran mahasiswa internasional. Ini membuktikan bahwa visi kami sebagai lembaga pendidikan tinggi yang unggul, integratif, dan berwawasan global semakin diakui luas,”ungkapnya.

Sebagai bagian dari rangkaian PBAK, mahasiswa diperkenalkan pada visi dan misi Pascasarjana UIN Salatiga, tata kelola akademik, etika riset, serta peluang kolaborasi internasional dalam penelitian dan publikasi ilmiah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh mahasiswa — baik dari dalam maupun luar negeri — dapat beradaptasi dengan cepat dan terlibat aktif dalam pengembangan akademik di lingkungan Pascasarjana.

Pascasarjana UIN Salatiga saat ini terus mendorong peningkatan mutu pendidikan tinggi dengan menjunjung nilai-nilai keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan, sembari membuka diri terhadap pertukaran ilmu dan budaya dari berbagai negara. (MAN)

Kategori
Berita

“PBAK Pascasarjana UIN Salatiga 2025: 131 Mahasiswa Baru Disiapkan Menjadi Motor Intelektual Islam Global”

Salatiga, 11 September 2025 — Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menyelenggarakan kegiatan Pembukaan Pengenalan Budaya Akademik bagi mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026, yang berlangsung di Aula Lantai 3, Gedung Pascasarjana UIN Salatiga, pada Kamis (11/9). Kegiatan ini diikuti oleh 131 mahasiswa baru dari program Magister (S2) dan Doktor (S3), yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dan mahasiswa international dari Yaman, Saudi Arabia dan filipina.

Acara dibuka secara resmi oleh Direktur Pascasarjana UIN Salatiga Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA., yang dalam sambutannya menegaskan kembali visi dan misi Pascasarjana sebagai institusi yang berkomitmen terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, integrasi nilai-nilai Islam, dan kontribusi nyata bagi masyarakat global.

“Kami tidak hanya mencetak lulusan dengan gelar akademik, tetapi juga membentuk intelektual yang beretika, produktif dalam riset, dan aktif dalam publikasi ilmiah. Riset bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi merupakan fondasi utama dari transformasi sosial dan peradaban,” tegas Direktur Pascasarjana di hadapan para peserta.

Dalam sambutannya, ia juga menekankan bahwa studi di level pascasarjana menuntut paradigma berpikir yang lebih kritis, reflektif, dan solutif. Mahasiswa didorong untuk menjadi produsen ilmu pengetahuan, bukan hanya konsumen. Oleh karena itu, peran aktif dalam penelitian dan publikasi ilmiah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran di Pascasarjana UIN Salatiga.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Direktur Pascasarjana, para Ketua Program Studi (Kaprodi) dan Sekretaris Program Studi (Sekprodi)Kasubag dan staf akademik pascasarjana UIN Salatiga dari berbagai program magister dan doktor. Para pimpinan program studi juga memberikan pengantar dan motivasi akademik kepada para mahasiswa baru, sembari memperkenalkan struktur kurikulum, sistem bimbingan, hingga peluang kolaborasi penelitian baik nasional maupun internasional.

Pengenalan budaya akademik ini menjadi agenda awal yang dirancang untuk memfasilitasi mahasiswa dalam memahami secara komprehensif tata kelola pendidikan tinggi di lingkungan Pascasarjana, mulai dari orientasi akademik, kode etik penelitian, hingga urgensi kontribusi akademik dalam bentuk publikasi di jurnal bereputasi.

“Kami berharap mahasiswa baru dapat segera beradaptasi dengan kultur akademik di Pascasarjana UIN Salatiga, menjadikan ruang kelas dan laboratorium riset sebagai ruang aktualisasi diri, serta menjalin kolaborasi lintas disiplin dan lintas institusi,” ujar Noor Malihah, Ph.D. Wakil Direktur Pascasarjana dalam arahannya.

Kegiatan berlangsung dengan penuh antusias dan partisipasi aktif dari para mahasiswa. Suasana keakraban terjalin antara mahasiswa dan para dosen, mencerminkan lingkungan akademik yang inklusif dan suportif.

Dengan kehadiran 131 mahasiswa baru, Pascasarjana UIN Salatiga terus menunjukkan peningkatan kepercayaan publik dan menjadi pilihan strategis bagi para akademisi dan profesional yang ingin melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, sekaligus berkontribusi dalam pengembangan ilmu yang relevan dengan kebutuhan zaman dan tantangan global. (MAN)

Kategori
Berita

PBAK Prodi Magister PGMI 2025

Kamis, 11 September 2025. Kegiatan PBAK Prodi Magister PGMI dilaksanakan bersamaan dengan semua prodi. Kegiatan ini dikawal oleh Kaprodi Magister PGMI dan Sekprodi. Pada sesi Prodi Magister PGMI diisi oleh narasumber Mauly Halwat Hikmat, Ph.D dari Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Pada sesi ini juga bersamaan dengan Prodi Magister TBI UIN Salatiga dengan dimoderatori oleh Sekprodi Magister TBI.

Materi yang disampaikan oleh ibu Mauly adalah tentang bagaimana mengelola penelitian dan tugas akhir yakni tesis. Ibu Mauly menyampaikan bahwa mahasiswa dapat memulai ide penelitian dari hal yang sederhana maupun dari trend tahun berjalan. Selain itu, Ibu Mauly menyampaikan pentingnya manajemen penelitian agar satu penelitian juga dapat menghasilkan lebih dari satu naskah publikasi. Hal senada juga disampaikan oleh mahasiwa baru Magister PGMI Choirun Anwar, Sp.D yang telah menghasilkan 10 publikasi ilmiah. Narasumber juga menjelaskan tentang arti jenjang studi, sehingga mahasiswa mengetahui posisinya dan level penelitian tugas akhir.

Pada kegiatan itu, mahasiswa diminta untuk membuat contoh topik yang dapat digunakan untuk tesis. Ibu Mauly menjelaskan bahwa mahasiswa juga dapat memperdalam dari skripsi tesis apabila memungkinkan, artinya adalah memastikan bahwa jalannya metode penelitian sudah tepat. Selain itu, informasi disampaikan tentang bagaimana memanajemen waktu yang baik selama studi di pascasarjana. (KW)

Kategori
Berita

Rakor Dosen Pascasarjana UIN Salatiga 2025: Perkuat Mutu Akademik dan Etika Ilmiah

Salatiga, 28 Agustus 2025 — Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pada Kamis, 28 Agustus 2025, sebagai bagian dari upaya konsolidasi dan peningkatan mutu akademik di lingkungan Pascasarjana. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Pascasarjana, Wakil Direktur Pascasarjana, para Guru Besar UIN Salatiga, seluruh pengelola program studi (S3 PAI, S2 PAI, S2 PGMI, S2 Ekonomi Syariah, S2 Hukum Keluarga Islam, dan S2 Tadris Bahasa Inggris), serta dosen tetap Pascasarjana.

Dalam sambutannya, Direktur Pascasarjana menegaskan pentingnya peningkatan kinerja tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam penguatan riset dan publikasi ilmiah pada jurnal bereputasi nasional (SINTA) dan internasional (Scopus). Beliau juga mengajak seluruh elemen Pascasarjana untuk terus berinovasi dan menjaga standar mutu akademik.

Salah satu fokus utama rakor adalah evaluasi pembelajaran semester genap tahun akademik 2024/2025, yang disampaikan oleh Wakil Direktur Pascasarjana berdasarkan hasil Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa (EDOM). Beberapa aspek yang menjadi perhatian adalah kehadiran dosen dalam perkuliahan, kualitas dan kontinuitas pembimbingan tesis serta disertasi, serta ketepatan waktu pelaksanaan tugas akademik.

“Hasil EDOM menjadi cermin bagi kita untuk memperbaiki diri. Semua dosen diharapkan semakin optimal dalam memberikan pelayanan akademik, baik di kelas maupun dalam proses pembimbingan. Komitmen terhadap kualitas dan profesionalisme harus terus kita jaga,” ujar Prof. Dr. Asfa Widiyanto, selaku Direktur Pascasarjana UIN Salatiga.

Selain itu, dalam rakor juga ditegaskan komitmen Pascasarjana untuk menjunjung tinggi etika akademik, terutama dalam mencegah plagiarisme. Mahasiswa diingatkan untuk memahami dan mematuhi standar orisinalitas karya ilmiah, serta menggunakan aplikasi pendeteksi plagiarisme yang telah disediakan oleh institusi.

“Plagiarisme adalah pelanggaran serius dalam dunia akademik. Kami mengimbau seluruh mahasiswa untuk menjaga integritas ilmiahnya dan membiasakan diri menulis dengan jujur, bertanggung jawab, serta sesuai dengan kaidah ilmiah,” tegas Noor Malihah, Ph.D. Wakil Direktur Pascasarjana.

Agenda rakor juga mencakup pembahasan teknis terkait kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang tergambarkan dalam penyusunan RPS, strategi akreditasi unggul, bimbingan tesis/disertasi, serta strategi peningkatan keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam publikasi ilmiah.

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen bersama, Pascasarjana UIN Salatiga bertekad untuk terus mendorong mutu pendidikan tinggi berbasis riset, integritas keilmuan, dan kontribusi nyata terhadap pengembangan keilmuan Islam dan masyarakat. Wujud dari semangat ini, pascasarjana melalui Wakil Direktur juga menyampaikan kembali berbagai persyaratan akademik yang harus dipenuhi oleh mahasiswa sebelum menyelesaikan studi, di antaranya:

  • Keikutsertaan dalam kegiatan Colloquium atau forum akademik ilmiah,
  • Sertifikat kemampuan Bahasa Asing seperti EPE (English Proficiency Evaluation),
  • Publikasi artikel ilmiah sesuai jenjang, dan
  • Pemenuhan administrasi akademik lainnya yang diatur dalam ketentuan resmi Pascasarjana UIN Salatiga.

Penguatan sistem monitoring dan evaluasi proses akademik juga menjadi bagian dari agenda, termasuk penyusunan jadwal perkuliahan dan bimbingan yang lebih efektif dan terstruktur.

Dengan semangat kebersamaan, Rakor ini diharapkan mampu memperkuat arah pengembangan Pascasarjana UIN Salatiga menjadi pusat studi keislaman dan multidisipliner yang unggul, kompetitif, dan berintegritas. (MAN)

Kategori
Berita

CEPaSo Wednesday Forum #7 Bongkar Peran Narasi dalam Melawan Stigma dan Konflik Sosial

Salatiga — Di tengah maraknya ujaran kebencian dan polarisasi sosial yang makin meruncing, Pascasarjana UIN Salatiga melalui Center for Education, Peace and Social Justice (CEPaSo) mencoba melawan dengan cara yang tidak biasa: bicara. Tepatnya, bicara dengan penuh kesadaran dan strategi.

Dalam gelaran Wednesday Forum, Rabu 27 Agustus 2025, tema “Public Speaking untuk Perdamaian: Membangun Narasi Positif, Menolak Stigma Negatif” diangkat menjadi sorotan. Dua narasumber dihadirkan — Dini Rahmantika, M.Hum. dan Yusrina Nur Dianati, M.Si. — untuk membedah bagaimana keterampilan berbicara bukan sekadar teknik komunikasi, tetapi juga arena pertarungan ide, identitas, bahkan kekuasaan narasi.

Forum yang berlangsung di ruang rapat Pascasarjana UIN ini dipadati oleh mahasiswa, dosen, dan praktisi pendidikan. Mereka hadir bukan hanya untuk belajar teknik vokal atau menghafal gestur tangan, tetapi untuk mengupas pertanyaan yang jauh lebih tajam: bisakah kata-kata menjadi alat perlawanan terhadap diskriminasi dan kekerasan simbolik?

Bicara Bukan Sekadar Bicara

Dalam pemaparannya, Dini Rahmantika menolak anggapan bahwa public speaking hanyalah urusan tampil percaya diri. “Public speaking adalah strategi. Narasi yang kita bangun bisa jadi jembatan atau justru tembok,” ujarnya tajam. Ia menyoroti pentingnya memilih diksi yang bukan hanya tepat, tapi juga etis dan kontekstual.

Dini mengingatkan bahwa di tengah masyarakat yang rentan dengan provokasi, satu kalimat bisa memicu dialog — atau sebaliknya, memperpanjang luka sosial.

Narasi sebagai Alat Pemberdayaan

Sementara itu, Yusrina Nur Dianati membawa diskusi ke arah yang lebih humanis. Ia menekankan bahwa keterampilan berbicara harus diarahkan untuk membuka ruang, bukan menutupnya. “Public speaking harus menyuarakan yang selama ini dibungkam. Bukan hanya tentang menjadi terdengar, tapi membuat orang lain merasa diwakili,” katanya.

Dalam konteks ini, public speaking bertransformasi menjadi medium inklusi — bukan panggung dominasi.

Tanya Jawab yang Membongkar Realita

Sesi diskusi menjadi titik klimaks. Mahasiswa Pascasarjana UIN Salatiga tidak segan melempar pertanyaan yang reflektif bahkan konfrontatif. Mereka mempertanyakan: bagaimana menyusun narasi damai di tengah konflik agama dan identitas? Bagaimana bicara tanpa menyinggung, tapi tetap tegas menyampaikan kebenaran?

Pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan betapa tema forum kali ini bukan sekadar akademis — tapi personal dan politis.

Tips Praktis, Tapi Tidak Dangkal

Tak hanya konsep, forum ini juga menyajikan strategi konkret — dari cara mengatasi gugup di depan audiens yang heterogen, membangun kepercayaan diri, hingga menyisipkan teknik storytelling yang menyentuh emosi tanpa menjadi manipulatif.

Dialog antara narasumber dan peserta menjadi bukti bahwa belajar berbicara adalah juga belajar mendengarkan: tentang pengalaman, keresahan, dan harapan bersama.

Public Speaking: Antara Dialog dan Propaganda

Direktur CEPaSo menutup forum dengan pernyataan penting: “Public speaking bukan hanya seni retorika — tapi tanggung jawab sosial.” Ia menegaskan bahwa kemampuan bicara di ruang publik adalah jembatan menuju keadilan sosial, bukan panggung egosentrisme.

Forum ini, kata beliau, adalah bagian dari upaya UIN Salatiga membangun budaya akademik yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berani, adil, dan damai.

Refleksi: Damai Itu Dimulai dari Kalimat Pertama

Kegiatan ditutup dengan pesan reflektif yang kuat: perdamaian tidak lahir dari senjata atau kekuasaan, tapi dari narasi yang kita bangun—kalimat demi kalimat, suara demi suara.

Kategori
Berita

CEPaSo Wednesday Forum #5: Ngaji Lewat Aplikasi: Apakah Ustadz Bisa Tergeser?

Salatiga, 6 Agustus 2025 — Bisa ngaji sambil rebahan, cukup lewat layar smartphone. Tapi pertanyaannya, apakah itu cukup menggantikan peran ustadz di era digital? Inilah isu panas yang diangkat dalam Wednesday Forum edisi ke-5 yang digelar oleh Center for Peace and Social Justice (CEPaSo) Pascasarjana UIN Salatiga, Rabu lalu (6/8).

Bertempat di ruang rapat Kampus 1 UIN Salatiga, forum ini menghadirkan H. Imam Fakhrurozi, S.H.I., M.Pd., akademisi sekaligus peneliti media Islam digital, yang juga tengah menyelesaikan disertasinya tentang pembelajaran Al-Qur’an melalui aplikasi Yassir Lana.

Mengangkat tema “Ngaji di Era Digital: Apakah Aplikasi Bisa Gantikan Ustadz?”, diskusi berlangsung hangat dan reflektif, dihadiri para dosen dan mahasiswa yang aktif dalam kajian keislaman dan teknologi.

Ngaji Digital: Praktis, Tapi Apakah Tetap Otentik?

Dalam pemaparannya, Imam Fakhrurozi menjelaskan bagaimana fenomena dakwah digital kini tak lagi bisa dipandang sebelah mata. Aplikasi seperti YouTube, TikTok, Spotify, hingga MuslimPro telah menjadi sarana baru bagi masyarakat dalam mengakses ilmu agama—mudah, cepat, dan bisa diakses kapan saja.

“Hari ini, orang bisa belajar Al-Qur’an dari ponsel, dari mana saja. Tapi pertanyaannya, apakah prosesnya tetap mendalam? Apakah ruh pengajaran tetap terjaga?” ungkap Imam.

Ia menekankan bahwa Al-Qur’an bukan hanya teks yang dibaca, tapi juga harus dihayati dengan bimbingan. Mengutip sabda Rasulullah, ia mengingatkan: “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya.”

Forum ini juga menyinggung hasil penelitian beliau terkait efektivitas aplikasi Yassir Lana dalam mendukung pemahaman Al-Qur’an di kalangan santri di beberapa lokasi penelitian. Temuan awal menunjukkan bahwa aplikasi tersebut membantu dari sisi akses dan efisiensi, namun tetap membutuhkan peran guru dalam memberi kontekstualisasi dan pembimbingan makna.

Ketika Ustadz Bertemu Teknologi

Diskusi makin hidup saat peserta menyinggung soal kualitas konten keislaman di media sosial yang seringkali tidak terverifikasi, bahkan bisa menyesatkan. Ada juga pembahasan menarik tentang bagaimana ustadz harus mulai melek teknologi tanpa kehilangan jati diri keilmuannya.

“Kita tidak bisa menolak digitalisasi. Tapi yang harus dijaga adalah kualitas bimbingan dan orisinalitas ajaran,” ujar salah satu peserta forum.

Forum ini memunculkan banyak pertanyaan kritis, termasuk bagaimana membangun ekosistem ngaji digital yang sehat, serta pentingnya kurasi konten keislaman oleh lembaga yang kompeten.

CEPaSo dan Komitmen Merawat Dialog Ilmiah di Era Disrupsi

Sebagai penutup, forum merumuskan beberapa rekomendasi, di antaranya perlunya pengembangan fitur pembelajaran interaktif dalam aplikasi Yassir Lana, serta pendalaman teori-teori pendidikan digital dalam konteks Islam.

Melalui tema yang menyentuh langsung kehidupan sehari-hari, Wednesday Forum ini kembali membuktikan diri sebagai ruang diskusi yang inovatif, reflektif, dan kontekstual. CEPaSo terus berkomitmen menjadi jembatan antara perkembangan teknologi dan nilai-nilai keislaman yang otentik dan membumi.

Karena hari ini, belajar agama tak lagi soal datang ke majelis, tapi juga soal bagaimana kita memaknai layar kecil di genggaman—sebagai wasilah, bukan pengganti. (MAN)

Exit mobile version
Dengarkan Teks