Salatiga, 13 November 2025. Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HIMPAS) Magister PGMI Pascasarjana UIN Salatiga periode 2025/2026 resmi dilantik. Pengambilan sumpah dilaksanakan oleh Wakil Direktur Pascasarjana Noormalihah, Ph.D.
Kaprodi Magister PGMI Dr. Khusna Widhyahrini, M.Si dan Sekprodi Dr. Win Listyaningrum Arifin, M.A juga turut hadir dalam penyerahan SK struktur organisasi HIMPAS Magister PGMI. Adanya HIMPAS Magister PGMI diharapkan mampu mendukung kegiatan Prodi dan juga memberikan warna baru dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan Visi Misi Prodi Magister PGMI Pascasarjana UIN Salatiga. KW
Salatiga, 13 November 2025. Prodi Magister PGMI dan TBI Pascasarjana UIN Salatiga menyelenggarakan kegiatan rutinan Interdisciplinary Colloquium bertema “Identifikasi dan Asesmen ABK dalam konteks Pendidikan Inklusif”. Kegiatan dibuka oleh Direktur Pascasarjana Prof. Asfa Widiyanto yang dalam pidatonya menjelaskan bahwa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah aset. Bahkan beberapa ilmuan juga ABK.
Selanjutnya, Ibu Dr. Isrida Yul Arifiana, M.Psi.,Psikolog sebagai Narasumber (Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya) menyampakaikan materi. Isi materi adalah mulai dari definisi dan klasifikasi ABK sampai dengan identifikasinya. Dr Isrida menyampaikan tentang perlunya identifikasi awal sebelum anak masuk di sekolah. Selain itu, sekolah dan guru dapat mengembangkan atau breakdown instrumen yang ada di pemerintah, tujiannya adalah agar sekolah mampu dan siap terhadap kehadiran ABK. Hal yang harus disiapkan adalah mulai dari kurikulum, media, dan juga treatmen.
Narasumber juga berinteraksi dengan mahasiswa pascasarjana maupun guru tentang pengalaman menghadapi kondisi siswa ABK. Dan, sekolah diharapkan semakin siap menjafi sekolah dan madrasah inklusif. Satu pertanyaan dari guru Madrasah Ibtidaiyah bahwa kekurangan SDM lah yang menjadi penghambat. Diakhir kegiatan, moderator acara Dr. Fatkhur Rozi memberikan insight bahwa ini menjadi peluang kolaborasi guru madrasah/sekolah bersama perguruan tinggi khususnya Pascasarjana untuk bersama menyukseskan Education for All. KW
PEKALONGAN – Dalam upaya memperkuat pemahaman dan implementasi nilai-nilai moderasi beragama di lingkungan pendidikan tinggi keagamaan, LP2M Universitas Islam Negeri KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan menyelenggarakan Pelatihan Moderasi Beragama bagi dosen dan tenaga kependidikan. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, pada 30-31 Oktober 2025, ini diadakan di Auditorium Fakultas Ushuluddin UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan.
Pelatihan yang diikuti oleh 60 peserta ini tidak hanya melibatkan dosen dan tenaga kependidikan dari dalam kampus, tetapi juga dari luar kampus, termasuk perwakilan dari UIN Walisongo Semarang dan Kementerian Agama Kab. Pekalongan. Pembatasan jumlah peserta dilakukan untuk memastikan kualitas dan efektivitas pelatihan tetap terjaga.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan melalui Kepala Pusat Moderasi Beragama ini menghadirkan dua narasumber yang berkompeten di bidangnya, Dr. Muhammad Aji Nugroho dari Pascasarjana UIN Salatiga dan Dr. Debbi Fajrin dari UIN Cirebon.
Melalui pelatihan ini, diharapkan para dosen dan tenaga kependidikan dapat lebih memahami prinsip-prinsip moderasi beragama serta mampu mengimplementasikannya dalam tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dengan demikian, civitas akademika dapat menjadi agen pemersatu bangsa yang berkontribusi positif dalam menciptakan harmoni di tengah masyarakat yang majemuk.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat jejaring dan kolaborasi antarperguruan tinggi keagamaan Islam negeri dalam mempromosikan Islam yang ramah, toleran, dan berkemajuan. (MAN)
Mataram, 30 Oktober 2025 – Kaprodi S3 Pendidikan Agama Islam (PAI)Pascasarjana UIN Salatiga Dr. Ruwandi, MA. dipercaya menjadi pembahas dalam kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian Disertasi yang dilakukan oleh Hilmi Sopian, mahasiswa Program Doktor PAI Pascasarjana UIN Mataram. Kegiatan berlangsung pada Hari Kamis, 30 Oktober 2025, pukul 09.00–10.30 WITA secara daring dan luring.
Disertasi yang dibahas bertajuk “Pemikiran dan Kontribusi Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Majid dalam Pengembangan Pendidikan Islam di Nusa Tenggara Barat”, yang mengkaji peran tokoh perempuan dalam pengembangan pendidikan Islam di wilayah NTB. Penelitian ini menyoroti kontribusi historis, filosofis, dan praktis dari Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Majid, serta relevansinya terhadap praktik pendidikan Islam kontemporer.
Sebagai pembahas, Dr. Ruwandi, MA selaku Kaprodi S3 PAI Pascasarjana UIN Salatiga memberikan masukan kritis dan konstruktif terhadap metodologi penelitian, analisis data, serta implikasi temuan disertasi. Dr. Ruwandi menekankan pentingnya penelitian ini untuk memperkaya khazanah studi pendidikan Islam di Indonesia, khususnya dalam konteks pemberdayaan perempuan dan pengembangan pendidikan lokal.
Hilmi Sopian menyampaikan presentasi ringkas hasil penelitiannya, diikuti sesi tanya jawab dan diskusi interaktif. Para peserta terlihat antusias mendalami pemikiran Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Majid serta relevansi kontribusinya bagi perkembangan pendidikan Islam modern di NTB.
Kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas penelitian doktoral di bidang Pendidikan Agama Islam, sekaligus memfasilitasi pertukaran gagasan akademik antara mahasiswa dan pakar PAI dari berbagai perguruan tinggi. (MAN)
Pekalongan, 6 November 2025 – Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Gusdur Pekalongan sukses menyelenggarakan Guest Lecture bertajuk “Belajar dalam Keberagaman: Menumbuhkan Kesadaran Multikultural dari Toleransi ke Empati di Ruang Kelas”. Kegiatan ini digelar di Aula FTIK dan dihadiri lebih dari 300 peserta, terdiri dari dosen dan mahasiswa PAI, yang antusias mengikuti paparan dan diskusi interaktif.
Acara menghadirkan narasumber Dr. Muhammad Aji Nugroho, Lc., M.Pd.I. dari Pascasarjana UIN Salatiga, yang membedah pentingnya membangun kesadaran multikultural di ruang kelas. Dalam pemaparannya, Dr. Aji menekankan bahwa toleransi saja tidak cukup, melainkan harus diterjemahkan menjadi empati yang nyata terhadap perbedaan budaya, agama, dan latar belakang peserta didik. “Belajar dalam keberagaman berarti mengajarkan siswa untuk merasakan dan memahami perbedaan, bukan sekadar menerima perbedaan secara pasif,” ujar Dr. Aji.
Acara ini diawali dengan sambutan dari Dekan FTIK UIN Gusdur Pekalongan, Prof. Dr. Muhlisin, M.Ag., yang menekankan pentingnya kegiatan seperti ini untuk membekali mahasiswa dan dosen dengan wawasan lintas budaya. “Sebagai institusi pendidikan, kita tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan sikap inklusif dan empati agar mahasiswa mampu menjadi agen perdamaian dalam masyarakat yang beragam,” ujar Prof. Muhlisin.
Sementara itu, Kaprodi S1 PAI, Dr. Ahmad Tarifin, S.Ag., M.Ag., menyambut positif kegiatan ini dan berharap seluruh peserta mampu menerapkan konsep multikulturalitas dalam konteks keberagamaan yang ada di Indonesia. “Melalui pemahaman multikultural, mahasiswa tidak hanya menjadi pendidik yang cerdas, tetapi juga bijak dalam menghadapi keragaman peserta didik,” tambahnya.
Kegiatan ini dipandu oleh Redika Westerling, Dosen PAI, sebagai moderator. Antusiasme peserta terlihat dari interaksi aktif selama sesi tanya jawab, di mana mahasiswa berbagi pengalaman terkait penerapan nilai multikultural dalam pembelajaran.
Dr. Aji Nugroho juga menekankan pentingnya strategi pembelajaran yang inklusif, seperti penggunaan studi kasus, diskusi kelompok heterogen, dan simulasi pengalaman lintas budaya untuk membangun empati. Ia menegaskan bahwa ruang kelas seharusnya menjadi laboratorium mini bagi mahasiswa untuk belajar menghargai perbedaan, memahami perspektif lain, dan mengembangkan kemampuan komunikasi lintas budaya.
Selain pemaparan materi, kegiatan ini juga menjadi ajang berbagi pengalaman praktik pendidikan multikultural antara dosen dan mahasiswa. Beberapa peserta aktif menyampaikan tantangan yang mereka hadapi di kelas terkait keberagaman peserta didik, mulai dari stereotip budaya hingga perbedaan nilai sosial, yang kemudian dibahas bersama narasumber untuk menemukan solusi praktis.
Kegiatan Guest Lecture ini ditutup dengan pesan kuat dari Dekan dan Kaprodi PAI bahwa pembelajaran multikultural bukan sekadar teori, melainkan kebutuhan mendesak dalam membentuk generasi pendidik yang bijak dan empatik. Mereka berharap, mahasiswa dapat membawa nilai-nilai tersebut ke ruang kelas dan komunitas, sehingga tercipta ekosistem pendidikan yang inklusif, harmonis, dan produktif.
Dengan terselenggaranya Guest Lecture ini, Prodi PAI UIN Gusdur Pekalongan berharap dapat memperkuat budaya akademik yang inklusif, menumbuhkan kesadaran multikultural, dan membentuk generasi pendidik yang mampu menghadapi tantangan pendidikan di masyarakat yang beragam. (MAN)
Salatiga, 23 Oktober 2025 — Pascasarjana UIN Salatiga kembali meneguhkan komitmennya dalam melahirkan karya ilmiah tingkat tinggi melalui pelaksanaan Ujian Tertutup Disertasi mahasiswa Program Doktor Pendidikan Agama Islam, Zuhri Fahruddin, yang mengangkat tema: “Penerapan Formasi Nalar Bayani, Burhani, dan Irfani dalam Pendidikan Islam (Studi Fenomenologi pada MAN DKI Jakarta).”
Ujian ini berlangsung di Ruang Ujian Tertutup Disertasi, Gedung E Lantai 3 Pascasarjana UIN Salatiga, di bawah bimbingan dan penilaian Dewan Penguji yang terdiri dari para akademisi dan pakar di bidang epistemologi dan pendidikan Islam: Prof. Dr. phil. Widiyanto, M.A. – Ketua/Penguji, Dr. Muhammad Aji Nugroho, Lc., M.Pd.I. – Sekretaris/Penguji, Prof. Dr. Fauzi Muharom, M.Ag. (UIN Surakarta) – Penguji Eksternal Prof. Dr. Achmad Maimun, M.Ag. – Penguji, Dr. Suwardi, M.Pd. – Penguji, Prof. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. – Promotor/ Penguji, dan Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. – Co-Promotor dan Penguji.
Disertasi Zuhri Fahruddin berupaya mengkonstruksi secara kritis formasi epistemologis Islam — Bayani, Burhani, dan Irfani — dalam praksis pendidikan Islam kontemporer. Melalui pendekatan fenomenologi, Zuhri menelusuri bagaimana guru dan peserta didik di MAN DKI Jakarta menginternalisasi, mempraktikkan, dan memadukan tiga nalar tersebut dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini menghadirkan tawaran konseptual baru bagi transformasi pendidikan Islam yang holistik: berakar pada teks, berpijak pada rasionalitas, dan berjiwa spiritual.
Ketua Penguji, Prof. Dr. phil. Widiyanto, M.A., menilai bahwa penelitian ini menunjukkan tingkat kematangan akademik dan orisinalitas pemikiran yang merepresentasikan level doktoral. “Karya Zuhri ini tidak sekadar mendeskripsikan konsep, tetapi mengonstruksi paradigma baru pendidikan Islam yang menyeimbangkan nalar wahyu, akal, dan intuisi secara ilmiah dan kontekstual,” tegasnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Fauzi Muharom, M.Ag., selaku Penguji Eksternal dari UIN Surakarta, menyoroti novelty penelitian ini. “Integrasi tiga formasi nalar dalam praktik pendidikan bukan sekadar ideal normatif, tetapi langkah konkret menuju pendidikan Islam yang berpijak pada tradisi keilmuan sekaligus terbuka terhadap modernitas. Disertasi ini memiliki kekuatan konseptual dan implikasi praktis yang signifikan,” ujarnya.
Sebagai Promotor, Prof. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., mengapresiasi kesungguhan ilmiah dan kedalaman reflektif Zuhri. “Karya ini merefleksikan capaian pembelajaran KKNI Level 9, yaitu kemampuan mencipta dan mengembangkan pengetahuan baru secara orisinal berbasis riset mendalam. Zuhri berhasil memadukan teori, data lapangan, dan refleksi epistemologis menjadi kontribusi ilmiah yang bernilai strategis bagi pengembangan pendidikan Islam di Indonesia,” paparnya.
Menambahkan pandangan tersebut, Dr. Muhammad Aji Nugroho, menyebut disertasi ini sebagai representasi kemampuan berpikir sintetik tingkat tinggi. “Zuhri tidak hanya memahami filsafat pendidikan Islam secara tekstual, tetapi juga mengimplementasikannya dalam kerangka praksis pendidikan yang hidup dan relevan dengan konteks zaman,” ungkapnya.
Pelaksanaan ujian berlangsung dalam atmosfer ilmiah yang intens dan dialogis. Dewan penguji memberikan sejumlah catatan penyempurnaan dari aspek metodologis, analisis data, serta penegasan posisi epistemologis dalam kerangka keilmuan pendidikan Islam. Zuhri menunjukkan penguasaan mendalam terhadap teori dan konteks penelitian, serta mampu mempertahankan argumentasinya secara sistematis, kritis, dan reflektif.
Pada akhir sidang, Dewan Penguji secara bulat menyatakan bahwa disertasi Zuhri Fahruddin dinyatakan layak untuk dilanjutkan ke tahap Ujian Terbuka Promosi Doktor, dengan beberapa penyempurnaan minor sebagai penguatan argumentasi konseptual. Hasil ini menjadi pengakuan atas kemampuan akademik Zuhri Fahruddin dalam memenuhi standar KKNI Level 9, yakni menghasilkan karya ilmiah yang orisinal, inovatif, dan berkontribusi nyata terhadap pengembangan keilmuan pendidikan Islam. (MAN)