Malam Quality Assurance Award (Quas Aword) 2023 yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Salatiga menjadi saksi bagi Dr. Oktio Frenki Biantoro, M.Pd.I, Ketua Program Studi Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Pada malam tersebut, beliau meraih anugerah prestisius sebagai penerima “Dresscode Paling Berkarakter.”
Acara yang berlangsung meriah di Harris Hotel & Convention Solo pada tanggal 9 November 2023 ini menjadi sorotan utama ketika Bapak Dr. Oktio Frenki Biantoro tampil memukau dengan dresscode khas daerah asalnya, REOG Ponorogo. REOG Ponorogo, sebuah seni budaya tradisional yang berasal dari Jawa Timur, memberikan sentuhan khusus pada penampilan Bapak Kaprodi.
Pemilihan dresscode REOG Ponorogo oleh Dr. Oktio Frenki Biantoro bukan hanya sekadar gaya, melainkan juga menyiratkan makna mendalam. Dresscode tersebut menjadi wujud apresiasi dan kecintaan beliau terhadap warisan budaya daerahnya. Keberanian untuk tampil beda ini tidak hanya meraih pujian, tetapi juga menunjukkan komitmen beliau untuk mempromosikan dan melestarikan kearifan lokal.
Nominasi untuk kategori “Dresscode Paling Berkarakter” dibacakan oleh dua sosok penting, yaitu Ibu Dr. Waryunah Irmawati, M.Hum dan Ibu Dr. Fetria Eka Yudiana, M.Si. Kedua akademisi tersebut memberikan apresiasi atas keunikkan dan keaslian dresscode yang dipilih oleh Bapak Dr. Oktio Frenki Biantoro. Sejumlah tamu undangan yang hadir pada acara tersebut juga turut memberikan tepuk tangan meriah sebagai bentuk penghargaan atas penampilan luar biasa tersebut.
Dalam sambutannya, Dr. Oktio Frenki Biantoro menyampaikan terima kasih atas penghargaan yang diterimanya. Beliau juga mengajak semua pihak untuk terus mendukung upaya pelestarian budaya daerah, sekaligus memotivasi generasi muda untuk bangga dengan akar budaya mereka.
Prestasi yang diraih oleh Ketua Program Studi Magister PGMI ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi beliau pribadi, tetapi juga memperkuat citra positif Program Studi Magister PGMI dan UIN Salatiga secara keseluruhan. Keberhasilan ini semakin menegaskan pentingnya peran pendidik sebagai agen pelestarian dan pengembangan budaya di tengah-tengah masyarakat.