Kategori
Berita s2pai

Penguatan Desain Penulisan Tesis

Program Studi Magister (S2) Pendidikan Agama Islam Gelar Kuliah Tamu Bahas “Desain Penulisan Tesis, pada Jumat, 5 Desember 2025, bertempat di Aula Pascasarjana Kampus 1 Pascasarjana UIN Salatiga.

Kegiatan ini menghadirkan Dr. Agus Sutiyono, M.Ag., M.P.d, beliau adalah Kaprodi S2 PAI UIN Walisongo Semarang dan juga dosen sekaligus pakar pengembangan kurikulum pendidikan Islam dari UIN Walisongo Semarang, sebagai narasumber utama. Kuliah tamu diikuti oleh mahasiswa S2 PAI, dan Dosen S2 PAI Pascalsarjana UIN Salatiga.

Dalam paparannya, Dr. Agus Sutiyono, M.Ag., M.P.d bahwa profesionalisme pendidik tidak hanya dilihat dari kompetensi pedagogik dan kepribadian, tetapi juga kemampuan adaptasi terhadap perkembangan teknologi, tesis yang baik adalah tesis lyang jadi dan bermakna, tegasnya.

“Pendidik Islam harus mampu menjadi sosok yang visioner. Penguasaan teknologi bukan sekadar keterampilan tambahan, tetapi bagian dari kompetensi profesional yang wajib dimiliki,” tegasnya.

Beliau juga menjelaskan bagaimana integrasi teknologi dapat memperkuat metode pembelajaran PAI dalam penulisan Tesis, termasuk penggunaan platform digital, media interaktif, serta pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) secara etis dalam mendukung proses belajar mengajar.

Sesi berlangsung sangat interaktif. Para peserta aktif mengajukan pertanyaan terkait bagaimana menulis Tesis dengan baik, strategi meningkatkan literasi teknologi di madrasah, serta tantangan menjaga nilai-nilai Islam di tengah derasnya arus informasi.

Ketua Prodi S2 PAI Pascarsarjana UIN Salatiga, Dr. KH Mukh Nursikin, M.SI., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kuliah tamu ini merupakan bagian dari komitmen program studi untuk memperkaya wawasan akademik mahasiswa dan memperkuat kolaborasi dengan para ahli di bidang pendidikan Islam.

“Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan perspektif baru bagi mahasiswa dalam merespons perubahan zaman, sekaligus meneguhkan jati diri pendidik Islam yang profesional, moderat, dan adaptif,” ujar beliau.

Dengan adanya harapan dan motivasi baru dari mahasiswa, kuliah tamu ini diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi juga memberikan dampak nyata dalam peningkatan kualitas pendidikan Islam di lingkungan kampus maupun masyarakat.

Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata kepada narasumber serta sesi foto bersama. Kuliah tamu ini menjadi bukti komitmen Prodi S2 PAI Pascasarjana  UIN Salatiga dalam menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman.

Kategori
Berita

Akademisi Pascasarjana UIN Salatiga Bahas Generasi Waras di Era Bising sebagai Kompas Moderasi Beragama

Demak, 2 Desember 2025 – RM Kalijaga Botorejo

Gelaran Penguatan Moderasi Beragama dan Peran ROHIS dalam Mewujudkan Demak Berakhlak yang diselenggarakan pada Selasa, 2 Desember 2025, di RM Kalijaga Botorejo Demak menghadirkan satu momentum penting bagi dunia pendidikan dan pembinaan generasi muda di Kabupaten Demak. Kegiatan yang diikuti oleh 175 peserta—terdiri dari pejabat pemerintah daerah, kementerian agama, Guru PAI, serta perwakilan siswa SMA dan SMK se-Kabupaten Demak—ini menjadi ruang perjumpaan lintas peran yang sangat strategis dalam upaya penguatan moderasi beragama di lingkungan sekolah.

Pada kegiatan tersebut, hadir secara langsung Bupati Kabupaten Demak dr. Hj. Eisti’anah, SE., yang membuka kegiatan sekaligus memberikan arahan kebijakan pemerintah daerah dalam memperkuat nilai kebangsaan, keagamaan, dan karakter pelajar. Hadir pula Dr. Salma, Kasi PAI Kankemenag Kabupaten Demak, serta tokoh pendidik, pembina ROHIS, dan Pengurus Rohis SMK & SMA se Kabupaten Demak. Namun dari seluruh rangkaian kegiatan tersebut, salah satu segmen yang paling menyita perhatian adalah pemaparan mendalam dari Dr. Muhammad Aji Nugroho, Lc., M.Pd.I., Dosen Pascasarjana UIN Salatiga dan trainer moderasi beragama. Materi yang ia sampaikan, berjudul “Generasi Waras di Era Bising: Moderasi Beragama sebagai Kompas Hidup”, menjadi inti dari diskusi, percakapan, dan refleksi peserta sepanjang kegiatan.

Era Bising: Sebuah Gambaran Keresahan Zaman

Mengawali materinya, Dr. Aji memotret realitas sosial saat ini sebagai “Era Bising”—istilah yang digunakan untuk menggambarkan betapa derasnya arus informasi, betapa mudahnya konflik pandangan terjadi di media sosial, serta betapa cepatnya emosi kolektif masyarakat berubah. Menurutnya, generasi muda saat ini hidup dalam ruang yang dipenuhi: 1) kebisingan digital, 2) kaburnya batas benar–salah, 3) normalisasi ujaran kebencian, 4) tekanan sosial dan tuntutan eksistensi, 5) perbandingan hidup yang tidak sehat, 6) dan terpaan konten ekstrem yang menggerus akhlak. “Mereka tidak hanya harus cerdas, tetapi juga harus waras. Kewarasan inilah yang terancam ketika seseorang kehilangan kompas hidupnya,” tegas Dr. Aji. Ia menegaskan bahwa era bising memunculkan generasi yang mudah terpicu, mudah terprovokasi, dan mudah patah—karena tidak memiliki pedoman nilai yang kuat untuk menavigasi hidup.

Moderasi Beragama: Kompas Ketika Arah Hidup Mulai Kabur

Di tengah situasi tersebut, moderasi beragama hadir sebagai kompas hidup—sebuah alat pemandu agar seseorang tetap berada di jalur tengah yang seimbang, tidak tergelincir ke ekstrem kiri maupun ekstrem kanan. Menurut Dr. Aji, moderasi beragama bukanlah ajaran baru, melainkan cara beragama yang telah lama diajarkan dalam tradisi agama dan budaya bangsa Indonesia. Namun di era bising, moderasi beragama perlu dipertegas kembali sebagai fondasi karakter. Dr. Aji memaparkan empat fondasi moderasi beragama yang menjadi orientasi hidup: 1) Fondasi Ideologi Agama, yang harus menjadi sumber kedamaian, bukan alat untuk menjustifikasi kebencian atau kekerasan, karena baginya beragama harus proporsional, adil, dan tidak ekstrem; 2) Fondasi Kebangsaan, yang menjadikan moderasi sejalan dengan penguatan cinta tanah air, dengan menghormati simbol negara, menghayati Pancasila, dan menjaga kerukunan nasional; 3) Fondasi Kenegaraan, yang menjadikan sikap beragama tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab terhadap stabilitas negara. Menghargai hukum, menjaga harmoni sosial, dan mendukung pemerintahan yang sah adalah bagian dari moderasi beragama; 3) Fondasi Kemanusiaan Universal, yang menjadikan moderasi mencakup penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia. Ini adalah fondasi agar seseorang tidak terjebak dalam cara pandang sempit, sektarian, dan intoleran.

Dr. Aji menegaskan, “Kompas hidup bukan hanya teori. Kompas hidup harus bisa dipegang, diikuti, dan menjadi pedoman ketika seseorang dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit di era digital.

Respons Bupati Demak: Penguatan Moderasi Adalah Kebutuhan Mendesak

Dalam sambutannya, Bupati Demak menekankan pentingnya pendidikan karakter bagi siswa di Demak. Ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah menempatkan program pembinaan moral dan kebangsaan sebagai bagian dari prioritas. Namun, yang menarik, Bupati menunjukkan kekaguman mendalam terhadap materi yang disampaikan Dr. Aji.
Cara beliau menjelaskan moderasi beragama,khususnya di tengah era yang penuh kebisingan ini, sangat mencerahkan. Ini yang kita butuhkan untuk membimbing generasi Demak agar tetap memiliki akhlak yang kuat,” ujarnya. Bupati memandang pemikiran tersebut selaras dengan visi Demak Berakhlak, yang berfokus pada pembentukan individu yang tidak hanya kompeten tetapi juga berkarakter.

Peran ROHIS: Garda Depan Pembinaan Karakter di Sekolah

Sementara itu, Dr. Salma, Kasi PAI Kankemenag Kabupaten Demak, menegaskan bahwa ROHIS memiliki kontribusi strategis dalam membentuk generasi yang moderat dan berakhlak mulia. Ia menekankan bahwa ROHIS perlu menjadi ruang pembinaan yang ramah, terbuka, dan membangun. “ROHIS harus menjadi ruang aman bagi siswa untuk bertumbuh. ROHIS harus membina, bukan menekan. ROHIS harus mempersatukan, bukan memecah,” tegasnya. Dr. Salma, mengingatkan para pembina bahwa bimbingan yang tepat akan membentuk siswa yang bukan hanya religius, tetapi juga inklusif dan toleran.

Antusiasme Peserta: Wawasan Baru untuk Generasi Baru

Suasana diskusi berlangsung dinamis. Peserta kegiatan menyampaikan bahwa materi ini memberikan wawasan baru dalam menghadapi berbagai tantangan pendidikan masa kini, terutama terkait penyebaran paham intoleran dan konten ekstrem yang masuk ke sekolah.

Para siswa, terutama pengurus ROHIS, mengaku mendapatkan pemahaman baru tentang cara beragama yang menyejukkan dan membumi. Banyak dari mereka menilai materi tersebut membuka mata tentang pentingnya menjaga kewarasan diri di tengah budaya digital. Seorang siswi SMK menyampaikan, “Kami sering merasa bingung dengan banyaknya informasi di media sosial. Hari ini kami jadi tahu bahwa moderasi itu penting agar kami tidak mudah terseret arus.

Dampak Kegiatan: Langkah Strategis menuju Demak Berakhlak

Kegiatan ini bukan hanya penyampaian materi, tetapi juga bentuk kolaborasi antara pemerintah daerah, Kemenag, pendidik, dan akademisi untuk memperkuat pondasi karakter generasi muda. Dr. Aji memberikan gambaran jelas bahwa generasi waras adalah generasi yang mampu: 1) mengelola emosi; 2) menggunakan akal sehat; 3) memfilter informasi; 4) menghargai perbedaan; 5) setia pada nilai-nilai kebangsaan; 6) dan memiliki kompas hidup yang kokoh. Semua ini selaras dengan arah pembangunan karakter Kabupaten Demak yang menempatkan akhlak, moderasi, dan kebangsaan sebagai tiga pilar utama.

Kegiatan Penguatan Moderasi Beragama ini menjadi salah satu agenda penting yang menegaskan komitmen Demak dalam mewujudkan pelajar yang berakhlak, cerdas, dan moderat. Pemikiran Dr. Muhammad Aji Nugroho memberikan ruang refleksi bagi semua pihak bahwa di era yang semakin bising, moderasi beragama merupakan kebutuhan fundamental bagi keberlangsungan generasi mendatang. Dengan materi “Generasi Waras di Era Bising: Moderasi Beragama sebagai Kompas Hidup,” kegiatan ini diharapkan menjadi pemantik semangat baru di lingkungan ROHIS dan seluruh sekolah di Kabupaten Demak, agar terus menanamkan nilai-nilai damai, toleran, dan berimbang bagi seluruh peserta didik. (MAN).

Kategori
Berita

Program Magister HKI Pascasarjana UIN Salatiga Gelar Kuliah Tamu Internasional, Kupas Tuntas Pengaruh Perbedaan Qiraat Terhadap Istinbat Hukum

Salatiga, 26 November 2025 – Program Studi Magister Hukum Keluarga Islam (HKI) Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga sukses menyelenggarakan Internasional visiting lecture pada hari Sabtu, 01 November 2025. Kegiatan ini mengangkat tema penting bagi mahasiswa hukum Islam:  al ikhtilaf fi al Qiraa’at wa ta’tsiruhu fi istinbath al ahkam (Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya Terhadap Istinbat Hukum).

Kuliah tamu ini bertujuan untuk membekali mahasiswa Magister HKI dengan pemahaman mendalam tentang metodologi penetapan hukum (istinbat) yang bersumber dari keragaman bacaan Al-Qur’an (Qiraat), yang merupakan dasar penting bagi studi Qur’an bagi mahasiswa Magister HKI.

Acara ini menghadirkan pakar ilmu Al-Qur’an dan hukum Islam, Dr. Ahmad Baha’ dari Universiti Sultan Syarif Ali (UNISSA), Brunei Darussalam. Kehadiran Dr. Ahmad Baha’ (walaupun dilakukan secara online) memberikan dimensi global dan komparatif dalam memahami kompleksitas persoalan dalam memahami al-qur’an sebagai sumber hukum.

Dalam paparannya, Dr. Ahmad Baha’ menjelaskan bahwa variasi dalam Qiraat mutawātirah bukan sekadar perbedaan linguistik, melainkan sumber rujukan hukum yang sah. Beliau mencontohkan bagaimana perbedaan pada i’rāb (perubahan harakat) atau lafaz tertentu dalam ayat-ayat hukum dapat melahirkan ragam pendapat ulama fikih dan ushul fikih, seperti dalam masalah seputar wudu’ atau hokum haid, dan sebagainya.

Dorongan Penguatan Integrasi Ilmu

Ketua program Studi Magister HKI Pascasarjana UIN Salatiga, Dr. Tri Wahyu Hidayati  dalam sambutannya menekankan pentingnya integrasi ilmu. Bahwa Program Magister HKI tidak hanya fokus pada hukum positif dan fikih tradisional, tetapi juga harus diperkaya dengan disiplin ilmu alat yang menunjang kemampuan dalam hal istinbath hokum, di antaranya dari cabang Qur’anic studies. Kajian Qiraat dan pengaruhnya terhadap istinbat hukum ini merupakan jembatan integrasi yang sangat vital. Kami berharap mahasiswa mampu menjadi akademisi, peneliti dan praktisi di bidang Hukum Keluarga Islam  yang berwawasan luas dan berbasis pada sumber otentik Al-Qur’an.

Beliau juga menambahkan bahwa kuliah tamu ini merupakan bagian dari upaya internasionalisasi kampus serta penguatan kompetensi mahasiswa dalam melakukan penelitian hukum yang bersifat interdisipliner.

Acara ini berlangsung sangat interaktif, diikuti oleh seluruh mahasiswa Magister HKI serta mahsiswa Prdi lain yang berminat menggeluti kajian serupa. Bagi para pengkaji Hukum Keluarga Islam, memahami Qiraat adalah fundamental. Keragaman bacaan Al-Qur’an menunjukkan keluasan rahmat Allah dan memberikan ruang fleksibilitas bagi Mujtahid dalam merumuskan hukum yang kontekstual, khususnya dalam perkara keluarga,.

Pascasarjana UIN Salatiga berkomitmen untuk terus menjalin kolaborasi internasional demi meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian, serta menghasilkan lulusan yang kompeten, profesional, dan mampu mengintegrasikan keilmuan Islam dan sains.

Kategori
Berita

Enam Mahasiswa S2  HKI Pascasarjana UIN Salatiga berkiprah di Kancah Global: Presentasi di International Conference on Islam, Law, and Society (INCOILS)

SALATIGA, 23 November 2025.  Program Studi Magister Hukum Keluarga Islam (S2 HKI) Pascasarjana UIN Salatiga kembali mengukir prestasi gemilang di tingkat internasional. Sebanyak enam mahasiswa S2 HKI berhasil lolos seleksi dan mempresentasikan hasil penelitian mereka dalam ajang bergengsi International Conference on Islam, Law, and and Society (INCOILS) yang diselenggarakan pada 21-23 November 2025 di Grand Rohan Jogjakarta.

Konferensi INCOILS, yang merupakan forum ilmiah terkemuka dalam Islamic Studies dan perubahannya di masyarakat modern, menjadi panggung bagi para akademisi dan mahasiswa Pascasarjana se Indonesia untuk berbagi gagasan dan kontribusi keilmuan mereka kepada akademisi dari berbagai negara.

Enam mahasiswa S2 HKI yang berpartisipasi serta judul-judul makalah mereka adalah:

  1. Sarah Hasan Ali Giash, Quranic Verses Related to Family Law: An Analytical Study in Light of Tafsir, Islamic Jurisprudence, and Contemporary Law
  2. Lola Yuanda Arlinza, A Critical Analysis Of The Hadith On The Four Criteria For Choosing A Life Partner (Analysis Of The Hadith On Islamic Family Law)
  3. Siti Tohirotus Sholikhah: The Urgency of Prenuptial Agreements as a Tool for Reconciling Career Autonomy: A Psychological and Feminist Perspective  
  4. Rita Latassaqia, The Role of the Indonesian Waqf Boardin the Management of Land Waqf: An Analysis of Maqashid Sharia 
  5. Shofiyah, Polygamy From The Perspective Of Family Law In Tunisia And Indonesia
  6. Jihan al Layinah, Reinterpretation of Nusyuz and Syiqaq Resolution in the Qur’an: A Gender Justice and Restorative Approach,

Direktur Pascasarjana UIN Salatiga, Prof. Dr. Phil. Widiyanto,MA  menyampaikan apresiasi tinggi atas pencapaian ini. “Partisipasi aktif enam mahasiswa di INCOILS adalah bukti nyata kualitas riset dan kompetensi akademik yang dimiliki oleh Program Studi S2 HKI. Kami berharap kontribusi mereka dapat memperkaya diskursus Hukum Keluarga Islam di tingkat internasional,” ujarnya.

Senada dengan Rektor, Ketua Program Studi Magister HKI, Dr. Tri Wahyu Hidayati menambahkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bimbingan intensif dari para dosen. “Presentasi ini menjadi momentum penting untuk menunjukkan bahwa kajian Hukum Islam dari UIN Salatiga mampu bersaing dan relevan dengan isu-isu global. Kami berkomitmen untuk terus mendorong riset mahasiswa yang berbasis pada kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan,” kata beliau.

Partisipasi ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa UIN Salatiga lainnya untuk terus mengembangkan potensi diri dan membawa nama baik institusi di berbagai forum ilmiah internasional.

Kategori
Berita

Program Studi Magister Hukum Keluarga Islam Sukses Selenggarakan Acara Interdisciplinary Colloquium bertajuk “Agama, Hukum, dan Perdamaian”

SALATIGA, 24 November 2025- Acara Interdisciplinary Qolloquium bertema “Agama, Hukum, dan Perdamaian” telah digelar pada hari Senin, 10 November 2025, pukul 13.00 s.d selesai di Auditorium Lantai 3, Gedung Pascasarjana UIN Salatiga. Dalam kesempatan ini, Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Widiyanto membuka acara, kemudian diiringi dengan pemaparan oleh dua narasumber utama yaitu Prof. Dr. Ade Dedi Rohayana, M.A dan Habiburrahman El Shirazi dan dimoderatori oleh Dr. Muhammad Aji Nugroho, Lc. Acara ini mencakup sesi keynote speech, panel diskusi, serta sesi tanya jawab bersama audiens. Turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah para akademisi, praktisi hukum, tokoh agama, mahasiswa, jurnalis, serta publik luas.

Agenda ini digagas sebagai upaya memperkuat dialog lintas agama, penguatan akuntabilitas hukum, dan peningkatan kapasitas komunitas untuk membangun perdamaian di Indonesia. Acara yang digawangi oleh Pascasarjana UIN Salatiga ini menggagas ide segar utama yaitu menegaskan peran agama sebagai sumber nilai kemanusiaan yang mendukung hukum yang adil dan perlindungan hak asasi manusia,  mengulas progres dan tantangan implementasi hukum terkait kebebasan beragama, pluralisme, dan perlindungan minoritas. Selain itu, acara tersebut juga turut menggagas kerangka kerja untuk perdamaian melalui dialog konstruktif, mediasi, dan kerjasama antar lembaga keagamaan, pemerintah, akademisi, dan praktisi hukum.  Tidak kalah penting juga memberikan contoh kebijakan dan inisiatif praktis untuk meningkatkan toleransi, edukasi publik, serta pencegahan kekerasan berbasis agama.

Kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan sukses yang dibuktikan dengan adanya respon positif serta antusiasme peserta pada kegiatan sesi tanya jawab. Dengan mengangkat tema tersebut, program studi Magister Hukum Keluarga Islam menunjukkan konsistensinya dalam meyesuaikan visi dan misi program studi.

Kategori
Berita s2es

MAHASISWA MAGISTER EKONOMI SYARIAH UIN SALATIGA RAIH BEST PRESENTER DI AJANG INTERNASIONAL CONFERENCE INCOILS V

Program Studi Magister Ekonomi Syariah, Pascasarjana UIN Salatiga, kembali mencatat prestasi gemilang di tingkat internasional. Pada kegiatan The 5th International Conference on Islam, Law, and Society (INCOILS V) yang digelar pada 22 November 2025 di Hotel Grand Rohan Yogyakarta, salah satu delegasi mahasiswa, Anida Rahmawati, mahasiswa semester 3, berhasil meraih penghargaan Best Presenter.

Konferensi internasional ini menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara. Tahun ini, INCOILS V dihadiri oleh peserta dan narasumber dari empat negara, yaitu Skotlandia, Perancis, Amerika Serikat (USA), dan Indonesia, sehingga menghadirkan ruang ilmiah yang kaya akan perspektif global.

Dari 10 mahasiswa Magister Ekonomi Syariah yang tampil sebagai presenter, Anida Rahmawati berhasil meraih best presenter melalui penyampaian materi yang komprehensif, argumentatif, dan didukung oleh data penelitian yang kuat. Penghargaan sebagai Best Presenter ini menjadi bukti kapasitas akademik mahasiswa Magister Ekonomi Syariah dalam bersaing pada forum ilmiah internasional.

Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Anida, tetapi juga memperkuat posisi Program Studi Magister Ekonomi Syariah dalam mendorong mahasiswa untuk menghasilkan karya ilmiah berkualitas dan berdaya saing tinggi. Partisipasi dalam konferensi ini juga memberikan pengalaman berharga bagi seluruh delegasi dalam memperluas jejaring akademik dan meningkatkan kualitas penelitian mereka.

Pihak program studi berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi, memperdalam riset, serta aktif berkontribusi dalam forum akademik baik nasional maupun internasional. (ECA)

Dengarkan Teks