Kategori
Berita

Mahasiswa Doktor dan Magister UIN Salatiga & UIN Syekh Wasil Kediri Paparkan Hasil Penelitian dalam Forum Kolaboratif Pascasarjana

Salatiga, 9 Oktober 2025 — Sebagai kelanjutan dari program Student and Lecture Exchange yang baru saja diluncurkan, mahasiswa program doktor dan magister dari Pascasarjana UIN Salatiga dan UIN Syekh Wasil Kediri menggelar forum ilmiah bertajuk “Pemaparan dan Review Hasil Penelitian” di Gedung Pascasarjana UIN Salatiga.

Dalam acara yang berlangsung penuh antusiasme ini, puluhan mahasiswa dari kedua perguruan tinggi mempresentasikan hasil riset unggulan mereka di depan para akademisi dan praktisi. Tak hanya sebagai ajang berbagi temuan, kegiatan ini juga menjadi ruang dialog kritis dan evaluasi ilmiah yang konstruktif.

Dalam sesi presentasi, mahasiswa dari Pascasarjana UIN Salatiga menampilkan berbagai hasil riset yang fokus pada integrasi nilai-nilai keislaman dengan perkembangan ilmu sosial dan teknologi. Salah satu penelitian menyoroti peran digitalisasi dalam memperkuat dakwah di era modern, sementara riset lain membahas tantangan dan peluang pendidikan Islam di tengah perubahan sosial. Sementara itu, mahasiswa dari UIN Syekh Wasil Kediri menghadirkan kajian-kajian yang mendalam tentang pemikiran Islam kontemporer dan aplikasi hukum Islam dalam konteks masyarakat majemuk, serta strategi moderasi beragama dalam menjaga kerukunan.

Dua ahli dari masing-masing kampus, yaitu Noor Malihah, Ph.D. dari Pascsarjana UIN Salatiga dan Dr. Moh. Zaenal Arifin, M.H.I. dari Pascasarjana UIN Syekh Wasil Kediri, memberikan review mendalam terhadap berbagai penelitian. Keduanya menekankan pentingnya kualitas metodologi, relevansi tema riset dengan isu kontemporer, serta kontribusi penelitian terhadap pengembangan ilmu keislaman yang moderat dan aplikatif.

Feedback dari kedua ahli menekankan keunggulan riset-riset tersebut dalam mengangkat isu relevan dan mendesak, sekaligus mengingatkan perlunya pendekatan yang lebih holistik dan interdisipliner untuk mengatasi kompleksitas masalah. Para reviewer juga memberikan saran agar mahasiswa terus memperkaya kajian dengan data empiris dan memperhatikan konteks sosial yang dinamis agar hasil penelitian tidak hanya bermanfaat secara akademik, tetapi juga aplikatif dalam kehidupan nyata dan kebijakan publik.

“Review ini bukan sekadar evaluasi akademik, tapi juga momentum untuk memperkuat sinergi riset yang berdampak luas bagi masyarakat dan dunia akademik,” ujar Noor Malihah. Lebih lanjut Dr. Zaenal Arifin menambahkan, “Dengan adanya feedback dari dua perspektif kampus, mahasiswa mendapat wawasan lebih kaya dan dapat memperbaiki arah penelitian mereka agar lebih mendalam dan aplikatif.”

Riset yang dipaparkan beragam, mulai dari kajian tafsir dan fiqh kontemporer, pemikiran Islam moderat, hingga isu sosial keagamaan dan teknologi digital dalam pendidikan Islam. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan mutu penelitian mahasiswa, tetapi juga mempererat jejaring akademik lintas kampus.

Acara ini menjadi bukti konkret bahwa program pertukaran dosen dan mahasiswa tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga mempercepat proses kolaborasi riset yang berkelanjutan. Harapannya, model kerja sama ini akan menjadi contoh bagi PTKIN lain dalam membangun ekosistem akademik yang produktif dan inovatif. (MAN).

Kategori
Berita

Sinergi Ilmiah Dua Pascasarjana: UIN Salatiga & UIN Syekh Wasil Kediri Resmi Gelar Student and Lecture Exchange

Salatiga, 8 Oktober 2025 — Gedung Pascasarjana UIN Salatiga lantai 3 menjadi saksi semangat kolaboratif dua perguruan tinggi keagamaan negeri (PTKIN) yang menyatukan misi dan visi akademik dalam program Student and Lecture Exchange. Kegiatan monumental ini mempertemukan civitas akademika dari Pascasarjana UIN Salatiga dan Pascasarjana UIN Syekh Wasil Kediri dalam suasana penuh antusiasme dan keakraban ilmiah.

Acara dibuka dengan menumbuhkan semangat Nasionalisme melalui Indonesia Raya dan kecintaan pada pengetahuan pada Hymne UIN Salatiga, dilanjutkan sambutan hangat dari Wakil Direktur Pascasarjana UIN Salatiga, Noor Malihah, S.Pd., M.Hum., Ph.D., yang menekankan pentingnya kolaborasi antar-PTKIN dalam menjawab tantangan global. “Inilah momen di mana dua kampus besar menyatukan langkah untuk membangun jembatan ilmu, memperkaya khasanah keislaman, dan mendorong internasionalisasi keilmuan berbasis nilai-nilai wasathiyah,” ujar beliau.

Direktur Pascasarjana UIN Syekh Wasil Kediri, Prof. Dr. H. Moh. Asror Yusuf, M.Ag., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat UIN Salatiga dan menyatakan bahwa kegiatan ini membuka peluang mahasiswa dan dosen untuk membangun dialog akademik lintas kampus. “Ini bukan hanya kunjungan, ini awal dari gerakan keilmuan bersama,” tegasnya.

Kegiatan diisi dengan sesi perkenalan program studi, presentasi riset unggulan mahasiswa dari masing-masing kampus, diskusi kelompok lintas institusi, dan ditutup dengan review atas presentasi hasil riset kedua kampus oleh Noor Malihah, PhD, dari UIN Salatiga dan Dr. Moh. Zaenal Arifin, M.H.I. dari Pascasarjana UIN Syekh Wasil Kediri tentang “Integrasi Keilmuan Islam dan Tantangan Dunia Global”. Seluruh pengelola Pascasarjana hadir lengkap, mulai dari para wakil direktur, kaprodi, sekprodi, dosen, hingga mahasiswa aktif dari kedua kampus.

Program ini menjadi titik tolak untuk agenda pertukaran dosen mengajar dan bimbingan kolaboratif lintas kampus. Harapannya, sinergi ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi menjadi gerakan akademik berkelanjutan yang membentuk generasi cendekiawan muslim yang moderat, terbuka, dan adaptif terhadap zaman. Dari Salatiga dan Kediri, pesan keilmuan untuk negeri terus digelorakan. (MAN)

Kategori
Berita

Bangkitkan Moderasi dari Sekolah: Panggilan Moral dari Akademisi Pascasarjana UIN Salatiga

Demak, 22 September 2025 — Sekolah bukan hanya tempat mentransfer ilmu, tapi juga ladang strategis menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan. Di tengah menguatnya arus intoleransi yang kian halus menyusup ke ruang-ruang pendidikan, sebanyak 130 guru Pendidikan Agama dari berbagai sekolah di Kabupaten Demak mengikuti Seminar Penguatan Moderasi Beragama, yang digelar di Amantis Hotel Demak, Senin (22/9).

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak. Mengusung tema besar “Bangkitkan Moderasi, Padamkan Intoleransi: Dari Guru, untuk Masa Depan Negeri”, seminar ini tidak sekadar menjadi ruang diskusi, melainkan menjadi panggilan moral bagi para pendidik untuk menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing.

Hadir sebagai narasumber, Dr. Muhammad Aji Nugroho, Lc., M.Pd.I., pengelola Program Doktor Pendidikan Agama Islam di Pascasarjana UIN Salatiga, menyampaikan pesan yang tajam dan menyentuh:

“Jika ruang kelas tidak diisi dengan semangat toleransi dan penghargaan atas perbedaan, maka kita sedang memupuk potensi konflik masa depan.”

Dr. Aji menekankan bahwa moderasi beragama bukan sekadar jargon, tetapi harus ditanamkan dalam praktik sehari-hari—mulai dari cara guru menyampaikan materi, membangun interaksi antarsiswa, hingga menyikapi keberagaman pandangan di sekolah.

“Guru adalah penjaga gerbang kesadaran beragama yang damai dan inklusif. Jangan sampai sekolah justru menjadi ruang sunyi yang membiarkan intoleransi tumbuh diam-diam,” tambahnya.

Para peserta seminar diajak berdiskusi aktif, mengangkat kasus-kasus nyata yang pernah terjadi di sekolah, serta merumuskan strategi implementasi nilai moderasi dalam konteks lokal. Tidak sedikit guru yang menyampaikan keresahan akan meningkatnya sikap eksklusif di kalangan siswa, dan merasa bahwa forum seperti ini memberikan bekal yang sangat relevan dan aplikatif.

Kepala Balai Litbang Agama Semarang dalam sambutannya menegaskan bahwa guru memiliki posisi strategis untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga dewasa dalam menyikapi perbedaan.

Gerakan Sunyi, Dampak Nyata

Seminar ini menunjukkan bahwa penguatan moderasi beragama tak selalu hadir lewat kebijakan besar atau program nasional, melainkan bisa dimulai dari ruang kelas—dari guru-guru yang sadar akan perannya dalam membentuk masa depan bangsa.

Dari Demak, dan dengan semangat yang dibawa oleh Pascasarjana UIN Salatiga, pesan moral ini mengalir: Bangkitkan Moderasi, Padamkan Intoleransi—karena masa depan negeri ada di tangan para pendidik. (MAN)

Kategori
Berita

“Dari Timur Tengah hingga Asia Tenggara, Mahasiswa Asing Puji PBAK Pascasarjana UIN Salatiga”

Salatiga, 11 September 2025 — Kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Pascasarjana UIN Salatiga tahun akademik 2025/2026 mendapat sambutan hangat tidak hanya dari mahasiswa dalam negeri, tetapi juga dari mahasiswa asing yang kini menjadi bagian dari komunitas akademik Pascasarjana UIN Salatiga.

Tercatat, sejumlah mahasiswa internasional dari Arab Saudi, Yaman, dan Filipina turut hadir dan mengikuti kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai 3 Gedung Pascasarjana, Kamis (11/9). Mereka menyampaikan kesan positif dan kekaguman terhadap pelaksanaan PBAK, baik dari sisi muatan materi, kedisiplinan, atmosfer ilmiah, hingga nuansa religius yang mengakar kuat dalam kegiatan tersebut.

“Saya sangat terkesan. Kegiatan ini bukan hanya pengenalan kampus, tetapi juga memperlihatkan bagaimana budaya akademik dibangun dengan nilai Islam yang moderat dan inklusif,” ujar Abdullah Yahya al-Qahtani, mahasiswa asal Arab Saudi yang mengambil program Doktor Pendidikan Islam.

Sementara itu, Abdul Latif, mahasiswi asal Filipina yang menempuh studi di program Magister Pendidikan Agama Islam, mengaku terkesan dengan semangat keilmuan yang ditanamkan sejak hari pertama. Ia menilai bahwa orientasi akademik di UIN Salatiga memiliki kualitas yang setara bahkan lebih baik dibanding beberapa universitas di luar negeri.

“Saya merasa disambut seperti keluarga. Penekanannya pada riset dan publikasi sangat menginspirasi. UIN Salatiga jelas memiliki kualitas internasional,” ucapnya.

Hal senada disampaikan oleh Sarah Khasan, mahasiswi asal Yaman, yang melihat PBAK sebagai cerminan komitmen Pascasarjana UIN Salatiga untuk membangun atmosfer akademik global, yang terbuka terhadap keberagaman budaya dan negara asal mahasiswa.

Direktur Pascasarjana dalam sambutannya juga menekankan bahwa kehadiran mahasiswa asing merupakan bagian dari strategi internasionalisasi kampus, dan sekaligus wujud nyata bahwa Pascasarjana UIN Salatiga diminati oleh mahasiswa dari berbagai belahan dunia.

“Kami menyambut hangat kehadiran mahasiswa internasional. Ini membuktikan bahwa visi kami sebagai lembaga pendidikan tinggi yang unggul, integratif, dan berwawasan global semakin diakui luas,”ungkapnya.

Sebagai bagian dari rangkaian PBAK, mahasiswa diperkenalkan pada visi dan misi Pascasarjana UIN Salatiga, tata kelola akademik, etika riset, serta peluang kolaborasi internasional dalam penelitian dan publikasi ilmiah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh mahasiswa — baik dari dalam maupun luar negeri — dapat beradaptasi dengan cepat dan terlibat aktif dalam pengembangan akademik di lingkungan Pascasarjana.

Pascasarjana UIN Salatiga saat ini terus mendorong peningkatan mutu pendidikan tinggi dengan menjunjung nilai-nilai keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan, sembari membuka diri terhadap pertukaran ilmu dan budaya dari berbagai negara. (MAN)

Kategori
Berita

“PBAK Pascasarjana UIN Salatiga 2025: 131 Mahasiswa Baru Disiapkan Menjadi Motor Intelektual Islam Global”

Salatiga, 11 September 2025 — Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menyelenggarakan kegiatan Pembukaan Pengenalan Budaya Akademik bagi mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026, yang berlangsung di Aula Lantai 3, Gedung Pascasarjana UIN Salatiga, pada Kamis (11/9). Kegiatan ini diikuti oleh 131 mahasiswa baru dari program Magister (S2) dan Doktor (S3), yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dan mahasiswa international dari Yaman, Saudi Arabia dan filipina.

Acara dibuka secara resmi oleh Direktur Pascasarjana UIN Salatiga Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA., yang dalam sambutannya menegaskan kembali visi dan misi Pascasarjana sebagai institusi yang berkomitmen terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, integrasi nilai-nilai Islam, dan kontribusi nyata bagi masyarakat global.

“Kami tidak hanya mencetak lulusan dengan gelar akademik, tetapi juga membentuk intelektual yang beretika, produktif dalam riset, dan aktif dalam publikasi ilmiah. Riset bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi merupakan fondasi utama dari transformasi sosial dan peradaban,” tegas Direktur Pascasarjana di hadapan para peserta.

Dalam sambutannya, ia juga menekankan bahwa studi di level pascasarjana menuntut paradigma berpikir yang lebih kritis, reflektif, dan solutif. Mahasiswa didorong untuk menjadi produsen ilmu pengetahuan, bukan hanya konsumen. Oleh karena itu, peran aktif dalam penelitian dan publikasi ilmiah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran di Pascasarjana UIN Salatiga.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Wakil Direktur Pascasarjana, para Ketua Program Studi (Kaprodi) dan Sekretaris Program Studi (Sekprodi)Kasubag dan staf akademik pascasarjana UIN Salatiga dari berbagai program magister dan doktor. Para pimpinan program studi juga memberikan pengantar dan motivasi akademik kepada para mahasiswa baru, sembari memperkenalkan struktur kurikulum, sistem bimbingan, hingga peluang kolaborasi penelitian baik nasional maupun internasional.

Pengenalan budaya akademik ini menjadi agenda awal yang dirancang untuk memfasilitasi mahasiswa dalam memahami secara komprehensif tata kelola pendidikan tinggi di lingkungan Pascasarjana, mulai dari orientasi akademik, kode etik penelitian, hingga urgensi kontribusi akademik dalam bentuk publikasi di jurnal bereputasi.

“Kami berharap mahasiswa baru dapat segera beradaptasi dengan kultur akademik di Pascasarjana UIN Salatiga, menjadikan ruang kelas dan laboratorium riset sebagai ruang aktualisasi diri, serta menjalin kolaborasi lintas disiplin dan lintas institusi,” ujar Noor Malihah, Ph.D. Wakil Direktur Pascasarjana dalam arahannya.

Kegiatan berlangsung dengan penuh antusias dan partisipasi aktif dari para mahasiswa. Suasana keakraban terjalin antara mahasiswa dan para dosen, mencerminkan lingkungan akademik yang inklusif dan suportif.

Dengan kehadiran 131 mahasiswa baru, Pascasarjana UIN Salatiga terus menunjukkan peningkatan kepercayaan publik dan menjadi pilihan strategis bagi para akademisi dan profesional yang ingin melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, sekaligus berkontribusi dalam pengembangan ilmu yang relevan dengan kebutuhan zaman dan tantangan global. (MAN)

Kategori
Berita

Rakor Dosen Pascasarjana UIN Salatiga 2025: Perkuat Mutu Akademik dan Etika Ilmiah

Salatiga, 28 Agustus 2025 — Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pada Kamis, 28 Agustus 2025, sebagai bagian dari upaya konsolidasi dan peningkatan mutu akademik di lingkungan Pascasarjana. Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Pascasarjana, Wakil Direktur Pascasarjana, para Guru Besar UIN Salatiga, seluruh pengelola program studi (S3 PAI, S2 PAI, S2 PGMI, S2 Ekonomi Syariah, S2 Hukum Keluarga Islam, dan S2 Tadris Bahasa Inggris), serta dosen tetap Pascasarjana.

Dalam sambutannya, Direktur Pascasarjana menegaskan pentingnya peningkatan kinerja tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam penguatan riset dan publikasi ilmiah pada jurnal bereputasi nasional (SINTA) dan internasional (Scopus). Beliau juga mengajak seluruh elemen Pascasarjana untuk terus berinovasi dan menjaga standar mutu akademik.

Salah satu fokus utama rakor adalah evaluasi pembelajaran semester genap tahun akademik 2024/2025, yang disampaikan oleh Wakil Direktur Pascasarjana berdasarkan hasil Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa (EDOM). Beberapa aspek yang menjadi perhatian adalah kehadiran dosen dalam perkuliahan, kualitas dan kontinuitas pembimbingan tesis serta disertasi, serta ketepatan waktu pelaksanaan tugas akademik.

“Hasil EDOM menjadi cermin bagi kita untuk memperbaiki diri. Semua dosen diharapkan semakin optimal dalam memberikan pelayanan akademik, baik di kelas maupun dalam proses pembimbingan. Komitmen terhadap kualitas dan profesionalisme harus terus kita jaga,” ujar Prof. Dr. Asfa Widiyanto, selaku Direktur Pascasarjana UIN Salatiga.

Selain itu, dalam rakor juga ditegaskan komitmen Pascasarjana untuk menjunjung tinggi etika akademik, terutama dalam mencegah plagiarisme. Mahasiswa diingatkan untuk memahami dan mematuhi standar orisinalitas karya ilmiah, serta menggunakan aplikasi pendeteksi plagiarisme yang telah disediakan oleh institusi.

“Plagiarisme adalah pelanggaran serius dalam dunia akademik. Kami mengimbau seluruh mahasiswa untuk menjaga integritas ilmiahnya dan membiasakan diri menulis dengan jujur, bertanggung jawab, serta sesuai dengan kaidah ilmiah,” tegas Noor Malihah, Ph.D. Wakil Direktur Pascasarjana.

Agenda rakor juga mencakup pembahasan teknis terkait kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang tergambarkan dalam penyusunan RPS, strategi akreditasi unggul, bimbingan tesis/disertasi, serta strategi peningkatan keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam publikasi ilmiah.

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen bersama, Pascasarjana UIN Salatiga bertekad untuk terus mendorong mutu pendidikan tinggi berbasis riset, integritas keilmuan, dan kontribusi nyata terhadap pengembangan keilmuan Islam dan masyarakat. Wujud dari semangat ini, pascasarjana melalui Wakil Direktur juga menyampaikan kembali berbagai persyaratan akademik yang harus dipenuhi oleh mahasiswa sebelum menyelesaikan studi, di antaranya:

  • Keikutsertaan dalam kegiatan Colloquium atau forum akademik ilmiah,
  • Sertifikat kemampuan Bahasa Asing seperti EPE (English Proficiency Evaluation),
  • Publikasi artikel ilmiah sesuai jenjang, dan
  • Pemenuhan administrasi akademik lainnya yang diatur dalam ketentuan resmi Pascasarjana UIN Salatiga.

Penguatan sistem monitoring dan evaluasi proses akademik juga menjadi bagian dari agenda, termasuk penyusunan jadwal perkuliahan dan bimbingan yang lebih efektif dan terstruktur.

Dengan semangat kebersamaan, Rakor ini diharapkan mampu memperkuat arah pengembangan Pascasarjana UIN Salatiga menjadi pusat studi keislaman dan multidisipliner yang unggul, kompetitif, dan berintegritas. (MAN)

Dengarkan Teks