Salatiga, 2 Mei 2025 – Dalam upaya memperkuat wacana kritis tentang dekolonisasi pengetahuan, Program Pascasarjana UIN Salatiga kembali menggelar Interdisciplinary Colloquium bertajuk “Decolonizing the Academic Study of the Islamic Tradition” pada hari Jumat, 2 Mei 2025. Acara yang berlangsung di lantai 3 Gedung Pascasarjana ini menghadirkan pembicara internasional Prof. Salman Sayyid dari University of Leed, UK dan Prof. Lena Salaymeh dari Universite Paris Sciences et Lettres, France, yang menyoroti bagaimana warisan kolonial tidak hanya mengubah struktur kekuasaan, tetapi juga merasuki cara pandang masyarakat terhadap dirinya sendiri dan budayanya.

Dalam paparannya, pembicara mengangkat kembali pemikiran klasik dari sejarawan dan sosiolog Muslim abad ke-14, Ibn Khaldun, yang menulis: “Yang kalah selalu ingin meniru yang menang dalam ciri khasnya, pakaiannya, pekerjaannya, serta seluruh kondisi dan kebiasaannya. Jiwa manusia cenderung melihat kesempurnaan dalam diri orang yang dianggap lebih unggul dan kepadanya ia tunduk. Ia menganggap pihak yang menang itu sempurna, baik karena rasa hormat yang mendalam maupun karena keliru menafsirkan kekalahannya sebagai bukti keunggulan lawan.”
Menurut kedua narasumber, kutipan Ibn Khaldun tersebut relevan untuk memahami fenomena internalisasi inferioritas dalam masyarakat pascakolonial, termasuk di dunia Muslim. Dominasi kolonial tidak hanya memaksakan kekuasaan politik dan ekonomi, tetapi juga membentuk persepsi bahwa pengetahuan, budaya, dan cara hidup Barat adalah bentuk superioritas yang patut ditiru. Hal inilah yang menjelaskan mengapa banyak lembaga pendidikan dan keilmuan di Selatan Global cenderung mengadopsi paradigma Barat tanpa mempertanyakan relevansinya terhadap konteks lokal.

Diskusi dalam colloquium ini menggugah kesadaran akan pentingnya membangun kembali rasa percaya diri intelektual dan kultural umat Islam. Para peserta menekankan bahwa proses dekolonisasi tidak hanya sebatas pada kritik terhadap sistem akademik kolonial, tetapi juga menyangkut upaya membebaskan cara berpikir yang selama ini dikondisikan untuk mengagumi dan meniru pusat-pusat kekuasaan global.
Direktur Pascasarjana UIN Salatiga dalam sambutannya mengajak seluruh civitas akademika untuk menjadikan momentum ini sebagai langkah reflektif dan strategis dalam membangun pendekatan keilmuan yang berakar pada warisan intelektual Islam, seperti yang diwariskan Ibn Khaldun, sekaligus kontekstual dengan tantangan zaman. (MAN)