Salatiga, 9 Juli 2025 – Soft launching Cepaso Reborn berlangsung meriah dan penuh gagasan dalam forum ilmiah bertajuk “Moderasi Beragama dan Literasi Politik, Manakah yang Lebih Penting?”. Acara ini digelar di AULA Lantai 3 Gedung Pascasarjana UIN Salatiga dan menjadi langkah awal revitalisasi pusat studi yang fokus pada isu pendidikan, perdamaian, dan keadilan sosial.

Dalam opening speech, Direktur Eksekutif Cepaso Dr. Muhammad Aji Nugroho membuka forum dengan menggarisbawahi empat isu strategis yang menjadi dasar pentingnya kajian moderasi beragama dan literasi politik di Indonesia saat ini: 1) meningkatnya gejala ekstremisme berbasis agama, 2) rendahnya kesadaran dan partisipasi politik berbasis literasi, 3) keterbelahan sosial akibat polarisasi politik identitas, serta 4) perlunya integrasi pendidikan keagamaan moderat dengan kesadaran politik kewargaan. Keempat isu tersebut menurutnya menjadi ruang kerja utama Cepaso dalam menjawab tantangan sosial-keagamaan kontemporer.

Cepaso, singkatan dari Center for Education, Peace, and Social Justice, merupakan pusat studi di bawah Pascasarjana UIN Salatiga yang bergerak di bidang pengembangan kegiatan ilmiah berbasis riset dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai ruang akademik dan advokasi, Cepaso berkomitmen mendorong integrasi antara nilai-nilai pendidikan, perdamaian, serta keadilan sosial dalam rangka membentuk masyarakat yang toleran, demokratis, dan adil secara struktural.

Forum ini menghadirkan dua narasumber utama yang mumpuni di bidangnya: Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA, dan Sukron Ma’mun, Ph.D. dua akademisi terkemuka dalam bidang studi Islam dan sosial-politik. Diskusi dipantik oleh Dr. Fahri, dosen Pascasarjana UIN Salatiga, yang menyampaikan prolog intelektual untuk membangun jembatan pemikiran antara dua ranah tersebut. Kedua narasumber sepakat bahwa moderasi beragama dan literasi politik tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling menopang dalam membentuk warga negara yang religius, rasional, dan bertanggung jawab secara sosial-politik.

Forum berlangsung dengan antusiasme tinggi. Peserta yang terdiri dari direktur dan wakil direktur Pascasarjana, kaprodi dan sekprodi, mahasiswa Magister dan Doktor, serta tamu eksternal dari berbagai lembaga seperti Balai Litbang Agama Semarang, MUI Kota Salatiga, Kemenag Kota Salatiga, Kesbangpol Kota Salatiga, FKUB, Percik UKSW, PCNU, PD Muhammadiyah, hingga Kapus Wasathiyah Islam UIN Salatiga, terlibat aktif dalam merefleksi tema kajian yang dibahas. Diskusi berlangsung dinamis, penuh semangat kolaboratif, dan memperlihatkan kepedulian kolektif terhadap masa depan keberagamaan dan demokrasi di Indonesia.

Para narasumber menggarisbawahi bahwa moderasi beragama berfungsi sebagai penyangga moral dan etik dalam kehidupan sosial, sementara literasi politik berperan sebagai instrumen rasionalitas warga dalam mengakses dan mengontrol kekuasaan secara demokratis. Kombinasi keduanya menjadi fondasi penting bagi pembangunan masyarakat yang adil, damai, dan partisipatif.
Kegiatan ini sekaligus menjadi agenda rutin Program Doktor PAI Pascasarjana UIN Salatiga dalam rangka mengembangkan pemikiran kritis mahasiswa atas isu-isu yang relevan dengan riset mereka. Forum ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga arena untuk menguji dan memperkaya perspektif akademik berbasis lapangan dan konteks kekinian.
#CepasoReborn #UINSalatiga #ModerasiBeragama #LiterasiPolitik #PascasarjanaUINSalatiga #WednesdayForum #DoktorPAI