Kategori
Berita s2pai

Sidang Tesis S2 PAI Pascasarjana UIN Salatiga: Warna Internasional dari Mahasiswa India

Salatiga, 11 Juli 2025 — Program Studi S2 Pendidikan Agama Islam (PAI) Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga kembali menyelenggarakan ujian tesis sebagai tahapan akhir dalam penyelesaian studi para mahasiswa. Pada Jumat, 11 Juli 2025, sebanyak tiga mahasiswa mengikuti sidang ujian tesis, yaitu Mohd Rabe, Putri Nur Bayti, dan Muhammad ‘Indi Mun’im.

Sidang dilangsungkan secara resmi di Ruang Sidang Pascasarjana dan menghadirkan tim penguji yang terdiri dari para akademisi berpengalaman. Bertindak sebagai Ketua Sidang adalah Noor Malihah, S.Pd., M.Hum., Ph.D., didampingi oleh Dr. Oktio Frenki Biantoro, M.Pd.I sebagai Sekretaris. Sementara itu, jajaran penguji meliputi Dr. Ruwandi, S.Pd., M.A. (Penguji I), Dr. Muhammad Aji Nugroho, Lc., M.Pd.I (Penguji II), dan Dr. Mukh Nursikin, M.S.I (Penguji III).

Salah satu peserta yang menarik perhatian adalah Mohd Rabe, mahasiswa internasional asal India yang kini menempuh studi di Program Pascasarjana UIN Salatiga. Kehadirannya mencerminkan semakin meningkatnya daya saing dan reputasi UIN Salatiga sebagai pusat studi Islam yang terbuka dan berwawasan global.

Ketiga mahasiswa mempresentasikan hasil penelitiannya dengan baik dan argumentatif, dilanjutkan sesi tanya jawab yang berlangsung dinamis bersama para penguji. Proses sidang berlangsung lancar dan khidmat, mencerminkan keseriusan akademik serta kedalaman riset yang telah dilakukan oleh para peserta.

Ujian tesis ini tidak hanya menjadi ajang evaluasi akademik, tetapi juga bukti bahwa UIN Salatiga terus berkomitmen mencetak lulusan yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pendidikan Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Kategori
Berita

Mahasiswa Asal India Gelar Seminar Hasil Disertasi tentang Kurikulum Deoband India dan Pesantren API Tegalrejo di UIN Salatiga

Salatiga, 5 Juli 2025 — Pascasarjana UIN Salatiga kembali menjadi ruang dialog intelektual lintas negara. Seorang mahasiswa Program Doktor asal India yang bernama Anzar Aquil mempresentasikan hasil penelitiannya dalam ujian seminar hasil disertasi bertajuk “A Comparative Analysis of Curriculum and its Implementation in Darul Uloom Deoband, India and Pondok Pesantren API Tegalrejo, Indonesia” pada Jumat (4/7), bertempat di Aula Lantai 3 Gedung Pascasarjana UIN Salatiga.

Penelitian ini membandingkan dua institusi pendidikan Islam klasik yang memiliki akar sejarah panjang dan pengaruh luas di dunia Islam, yakni Darul Uloom Deoband di Uttar Pradesh, India, dan Pondok Pesantren API Tegalrejo di Magelang, Indonesia.

Menggunakan metode kualitatif—melalui studi dokumen, wawancara, dan observasi lapangan—peneliti menyoroti perbedaan dalam kurikulum, metode pembelajaran, media ajar, strategi evaluasi, serta tantangan kelembagaan di masing-masing institusi. Temuan menarik muncul dari analisis bahwa API Tegalrejo menunjukkan pendekatan yang lebih adaptif dan kontekstual, sementara Deoband mempertahankan struktur kurikulum Dars-e-Nizami yang rigid dengan pendekatan pengajaran berbasis kuliah formal dan dominasi fiqh Hanafi.

“Keduanya menaruh perhatian besar pada disiplin ilmu inti seperti Nahwu, Hadits, Tafsir, dan Fiqh, namun terdapat perbedaan signifikan dalam orientasi, pendekatan pedagogis, dan tujuan kelembagaan,” ujar Anzar Aquil saat pemaparan.

Seminar hasil ini dipimpin oleh Dr. Ruwandi, MA sebagai Ketua Penguji, dengan Dr. Muhammad Aji Nugroho, Lc., M.Pd.I. sebagai Sekretaris Penguji. Hadir pula Prof. Dr. Rahardjo, M.Ed.St. sebagai Penguji Eksternal, serta Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA sebagai Promotor dan Noor Malihah, PhD sebagai Copromotor.

Para penguji memberikan catatan dan apresiasi atas kontribusi disertasi ini terhadap studi pendidikan Islam lintas negara. Pendekatan yang digunakan tidak hanya mengungkap dimensi kurikulum, tetapi juga menempatkan pendidikan Islam dalam konteks global dan lokal secara kritis.

Sebagai mahasiswa internasional, kehadiran peneliti dari India ini memperkaya dinamika akademik di lingkungan UIN Salatiga. Studi komparatif lintas budaya ini menjadi bukti bahwa UIN Salatiga terus membuka ruang bagi kolaborasi keilmuan yang melintasi batas geografis dan tradisi pemikiran. (KHAN)

Kategori
Berita s2pai

Menjadi Pribadi Moderat: Perspektif Intelektual Pascasarjana UIN Salatiga

Salatiga, 4 Juli 2025-Program Studi S2 Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, menggelar kegiatan Diskusi Ilmiah pada Jumat, 04 Juli 2025 pukul 13.00 WIB hingga selesai. Kegiatan yang berlangsung di lingkungan kampus Pascasarjana ini mengangkat tema sentral “Pengembangan Kepribadian Moderat”, sebagai bagian dari upaya penguatan karakter moderat di kalangan akademisi dan mahasiswa.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Direktur Pascasarjana UIN Salatiga, Prof. Dr. Phil Widiyanto, M.Ag., M.A., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan akademik dan sosial kemasyarakatan. Ia menyampaikan bahwa pengembangan kepribadian moderat menjadi bagian integral dari visi pendidikan tinggi Islam dalam mencetak lulusan yang cerdas, inklusif, dan memiliki komitmen kebangsaan yang kuat.

Hadir sebagai narasumber utama, Prof. Dr. Achmad Maimun, M.Ag., yang memberikan pemaparan mendalam mengenai konsep moderasi dalam perspektif pendidikan Islam. Dalam paparannya, Prof. Maimun menjelaskan bahwa pengembangan kepribadian moderat bukan hanya terkait dengan sikap keberagamaan yang toleran, tetapi juga menyangkut dimensi keilmuan, etika sosial, dan kemampuan berdialog secara terbuka dalam keberagaman.

Diskusi ini dipandu oleh Dr. Mukh Nursikin, M.S.I. selaku moderator, yang turut memantik dialog interaktif antara narasumber dan para peserta. Kegiatan berlangsung dengan penuh antusias, diikuti oleh seluruh mahasiswa dan civitas akademika Pascasarjana UIN Salatiga. Melalui diskusi ilmiah ini, Pascasarjana UIN Salatiga menegaskan komitmennya untuk terus membangun ruang-ruang akademik yang mendorong terbentuknya kepribadian moderat dalam kerangka Islam rahmatan lil ‘alamin. Kegiatan ini menjadi salah satu agenda penting dalam mendukung pengembangan wawasan kebangsaan dan keislaman yang seimbang bagi para mahasiswa magister Pendidikan Agama Islam.

Kategori
Berita

Program Studi Magister Hukum Keluarga Islam Pasca Sarjana UIN Salatiga Gelar Kuliah Tamu bertajuk “Pembaharuan Hukum Islam di Era Digital: Tantangan dan Peluang”

Salatiga, 20 Juni 2025 — Program Studi Magister Hukum Keluarga Islam Pasca Sarjana UIN Salatiga menggelar kuliah tamu dengan tema “Pembaharuan Hukum Islam di Era Digital: Tantangan dan Peluang” yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen.  Kegiatan ini diselenggarakan di Hall Lantai 3, Gedung E, Kampus 1 UIN Salatiga. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya wawasan akademik serta menstimulasi diskusi kritis terkait perkembangan hukum Islam di tengah derasnya arus kemajuan teknologi.Gagasan pembaharuan ini muncul sebagai anti tesa dari realitas sosial dan politik umat Islam yang terus merosot, sedangkan di sisi lain Barat (yang notabene non Muslim) semakin bergerak maju dalam bidang ekonomi, sosial dan politik, sebagai akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Barat.

Dalam era digital yang serba cepat ini, pembaharuan hukum Islam menjadi keharusan agar mampu beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat modern. Kuliah tamu ini menghadirkan narasumber yang ahli di bidang hukum Islam, yaitu Dr.Ismail Marzuki,MA.Hk, yang menyampaikan berbagai perspektif mengenai inovasi dan tantangan yang muncul serta peluang untuk memperkuat integrasi nilai-nilai Islam dalam masyarakat digital.

Dalam paparannya, Nara sumber menegaskan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif untuk mempercepat penegakan hukum, namun juga membutuhkan perhatian terhadap aspek keadilan, etika, dan keabsahan hukum Islam yang tetap berlandaskan pada prinsip syariat. “Digitalisasi membuka banyak peluang dalam memperluas akses terhadap pendidikan dan penegakan hukum, tetapi harus diiringi dengan pembaharuan yang cerdas dan berwawasan luas agar hukum Islam tetap relevan dan mampu memberikan solusi atas dinamika zaman,” ujar beliau.

Adapun metode pembaharuan hukum islam yang dimaksud dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cara diantaranya melalui takhayyur (tarjih) yaitu memilih salah satu pendapat ulama Fikih (termasuk ulama di luar madzhab), Talfȋq yaitu mengkombinasikan sejumlah pendapat ulama (dua atau lebih) dalam menetapkan hukum. Selain itu bisa juga dilakukan dengan menerapkan Takhshīshu al-Qadlā’yaitu hak negara membatasi kewenangan peradilan, baik dari segi orang, wilayah, yurisdiksi (kekuasaan/kewenangan hukum), dan hukum acara yang diterapkan. Kemudian Siyāsah Syar’iyyah, (Politik Hukum) kebijakan penguasa menerapkan peraturan yang bermanfaat bagi rakyat dan tidak bertentangan dengan syariah dan yang terakhir adalah melalui reinterpretasi Nash yaitu melakukan penafsiran / pemahaman ulang terhadap nash (al-Qur’an dan Hadis).

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk memperkuat pemahaman dan inovasi  serta kreativitas di bidang hukum Islam sekaligus meniscayakan  promise hukum islam melalui  media social serta teknologi digital  sehingga memungkinkan koneksi dengan orang-orang di seluruh dunia, membuka peluang kolaborasi dan pertukaran ide. (Mom)

Kategori
Berita

Menyatukan Visi Besar! Pascasarjana UIN Salatiga dan IAIKU Blora Kukuhkan Kemitraan Emas untuk Transformasi Pendidikan

Blora, 5 Mei 2025 Komitmen memperkuat sinergi antar perguruan tinggi Islam semakin nyata dengan terlaksananya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga dan Institut Agama Islam Khozinatul Ulum (IAIKU) Blora, Senin (tanggal menyesuaikan).

Acara bersejarah ini dihadiri langsung oleh Direktur Pascasarjana UIN Salatiga, Prof. Dr. Phil. Widiyanto, M.A., serta jajaran pimpinan IAIKU Blora, yaitu Rektor KH. Ahmad Zaki Fuad, S.Th.I., M.Ag., didampingi oleh Wakil Rektor I Ahmad Syaifullah, M.Pd.I., Wakil Rektor II H. Muhammad Nabil, M.Ag., dan Wakil Rektor III Ahmad Saiful Rizal, M.Pd.

Dalam sambutannya, Prof. Widiyanto menekankan pentingnya kerja sama strategis dalam menjawab tantangan era disrupsi. “Kerja sama ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi mencerminkan komitmen serius dalam penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas SDM, serta pengembangan riset kolaboratif sebagai bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ungkapnya.

Senada dengan hal tersebut, Rektor IAIKU Blora menyampaikan harapannya agar kerja sama ini menjadi pintu masuk bagi transformasi kelembagaan yang lebih progresif dan adaptif terhadap perubahan zaman. “Kami optimis, sinergi dengan Pascasarjana UIN Salatiga akan membawa angin segar bagi pengembangan institusi dan akademisi di IAIKU Blora,” ujarnya.

Setelah prosesi penandatanganan MoU, acara dilanjutkan dengan Workshop Ilmiah yang dipandu langsung oleh Prof. Dr. Phil. Widiyanto. Workshop ini diikuti oleh para dosen IAIKU Blora serta tim dari Pascasarjana UIN Salatiga (Dr. Muhammad Aji Nugroho, Lc., M.Pd.I., Dr. Fatkhur Rozi, M.Pd., Dr. Edi Kuswanto, M.Pd.I., dan Solikhul Huda.

Mengangkat tema “Studying Islam in an Age of Disruption”, Prof. Widiyanto membagikan perspektif kritis sekaligus inspiratif tentang bagaimana studi Islam harus mampu merespons dinamika global, digitalisasi ilmu pengetahuan, serta tantangan sosial keagamaan mutakhir.

Acara ditutup dengan dialog interaktif antara narasumber dan peserta, yang semakin menegaskan antusiasme dan keseriusan kedua belah pihak dalam membangun kemitraan berkelanjutan.

Dengan MoU ini, diharapkan lahir lebih banyak kolaborasi konkret yang mampu menjawab kebutuhan zaman dan memperkuat kontribusi keilmuan Islam di tingkat nasional maupun global.

Kategori
Berita

Disertasi Tanpa Batas: Kuliah Tamu dan Klinik Ilmiah di Situs Sejarah Gedong Songo

Semarang, 3 Mei 2025 — Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) Pascasarjana UIN Salatiga menggelar kegiatan kuliah tamu dan klinik penulisan disertasi di lokasi bersejarah Candi Gedong Songo, Bandungan, Kabupaten Semarang. Dengan tema “Disertasi Tanpa Batas,” acara ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa tentang pentingnya riset yang berbasis pada pengembangan argumen yang kuat dan berbukti. Kuliah tamu yang menghadirkan Prof. Lena Salaymeh dari Université Paris Sciences et Lettres, Prancis, membawa perspektif baru bagi mahasiswa doktoral tentang bagaimana riset mereka bisa lebih dari sekadar penulisan, tetapi juga menghasilkan kontribusi yang signifikan dalam dunia akademik.

Dalam kuliah utamanya, Prof. Lena menguraikan teori pengembangan argumen dalam riset disertasi, yang menurutnya harus didasarkan pada tiga pilar utama: klaim, bukti, dan relevansi. Ia menjelaskan bahwa setiap disertasi harus dimulai dengan sebuah klaim yang jelas—suatu pernyataan atau pertanyaan yang memerlukan pembuktian ilmiah. “Argumen yang kuat harus diawali dengan pertanyaan yang signifikan dan relevan, kemudian dibangun dengan bukti yang dapat diuji dan diverifikasi,” ujar Prof. Lena. Hal ini menggugah mahasiswa untuk tidak hanya mengemukakan opini pribadi, tetapi untuk membuktikan ide mereka dengan data yang solid dan metodologi yang tepat.

Selanjutnya, sesi klinik disertasi dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan fokus riset yang berbeda: pendidikan Islam, wasathiyah (Islam moderat), pesantren, dan integrasi ilmu-ilmu keislaman dengan keilmuan lain. Tiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan proposal riset mereka, yang kemudian dianalisis melalui pendekatan teori pengembangan argumen. Dalam sesi ini, para mahasiswa didorong untuk memperkuat klaim utama mereka dengan mengidentifikasi bukti empiris dan teoritik yang relevan. Pengembangan argumen di sini juga mengharuskan mahasiswa untuk mendiskusikan bagaimana bukti yang mereka gunakan dapat menjawab pertanyaan penelitian mereka secara terukur dan teruji.

Para fasilitator, termasuk Dr. M. Aji Nugroho dan Dr. Maslikhatul Umami, mengarahkan mahasiswa untuk lebih mengedepankan logika deduktif dan induktif dalam menyusun argumen mereka. Mereka diberi tantangan untuk merumuskan argumentasi yang tidak hanya menguatkan klaim, tetapi juga membangun hubungan yang jelas antara teori yang digunakan, data yang ditemukan, dan temuan yang akan dibawa ke ranah akademik. “Disertasi tidak hanya tentang menulis, tetapi tentang membangun jembatan antara teori dan praktik. Anda harus menunjukkan bagaimana argumen Anda berbicara dalam konteks yang lebih luas,” ujar Dr. Aji.

Dalam sesi tanya jawab, Prof. Lena juga menekankan pentingnya mahasiswa untuk menghindari generalizations atau kesimpulan yang terlalu luas tanpa didukung bukti yang kuat. “Setiap klaim dalam disertasi harus diuji dengan data yang konkret, relevan, dan transparan. Tanpa itu, disertasi Anda akan kehilangan kredibilitas dan nilai ilmiahnya,” tambah Prof. Lena. Dengan teori pengembangan argumen yang diajarkan, para peserta mulai memahami bagaimana memformulasikan disertasi mereka sebagai kontribusi asli dalam diskursus ilmiah yang lebih besar, bukan sekadar dokumentasi masalah yang ada.

Di akhir acara, Prof. Asfa Widiyanto, Direktur Pascasarjana UIN Salatiga, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan mahasiswa doktoral pengalaman langsung dalam menyusun argumen riset yang berbasis pada bukti dan relevansi sosial. “Kami ingin mahasiswa tidak hanya lulus dengan disertasi yang formal, tetapi menghasilkan karya yang memecahkan masalah nyata, berdasarkan bukti yang valid dan logis,” ujarnya.

Kegiatan ini memberikan penguatan kepada para mahasiswa doktoral untuk melihat disertasi mereka sebagai karya yang lebih dari sekadar tugas akademik, tetapi sebagai sumbangan berharga dalam dunia keilmuan, yang dibangun di atas argumen yang solid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (MAN)