Salatiga, 5 Juli 2025 — Pascasarjana UIN Salatiga kembali menjadi ruang dialog intelektual lintas negara. Seorang mahasiswa Program Doktor asal India yang bernama Anzar Aquil mempresentasikan hasil penelitiannya dalam ujian seminar hasil disertasi bertajuk “A Comparative Analysis of Curriculum and its Implementation in Darul Uloom Deoband, India and Pondok Pesantren API Tegalrejo, Indonesia” pada Jumat (4/7), bertempat di Aula Lantai 3 Gedung Pascasarjana UIN Salatiga.

Penelitian ini membandingkan dua institusi pendidikan Islam klasik yang memiliki akar sejarah panjang dan pengaruh luas di dunia Islam, yakni Darul Uloom Deoband di Uttar Pradesh, India, dan Pondok Pesantren API Tegalrejo di Magelang, Indonesia.
Menggunakan metode kualitatif—melalui studi dokumen, wawancara, dan observasi lapangan—peneliti menyoroti perbedaan dalam kurikulum, metode pembelajaran, media ajar, strategi evaluasi, serta tantangan kelembagaan di masing-masing institusi. Temuan menarik muncul dari analisis bahwa API Tegalrejo menunjukkan pendekatan yang lebih adaptif dan kontekstual, sementara Deoband mempertahankan struktur kurikulum Dars-e-Nizami yang rigid dengan pendekatan pengajaran berbasis kuliah formal dan dominasi fiqh Hanafi.
“Keduanya menaruh perhatian besar pada disiplin ilmu inti seperti Nahwu, Hadits, Tafsir, dan Fiqh, namun terdapat perbedaan signifikan dalam orientasi, pendekatan pedagogis, dan tujuan kelembagaan,” ujar Anzar Aquil saat pemaparan.
Seminar hasil ini dipimpin oleh Dr. Ruwandi, MA sebagai Ketua Penguji, dengan Dr. Muhammad Aji Nugroho, Lc., M.Pd.I. sebagai Sekretaris Penguji. Hadir pula Prof. Dr. Rahardjo, M.Ed.St. sebagai Penguji Eksternal, serta Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA sebagai Promotor dan Noor Malihah, PhD sebagai Copromotor.
Para penguji memberikan catatan dan apresiasi atas kontribusi disertasi ini terhadap studi pendidikan Islam lintas negara. Pendekatan yang digunakan tidak hanya mengungkap dimensi kurikulum, tetapi juga menempatkan pendidikan Islam dalam konteks global dan lokal secara kritis.
Sebagai mahasiswa internasional, kehadiran peneliti dari India ini memperkaya dinamika akademik di lingkungan UIN Salatiga. Studi komparatif lintas budaya ini menjadi bukti bahwa UIN Salatiga terus membuka ruang bagi kolaborasi keilmuan yang melintasi batas geografis dan tradisi pemikiran. (KHAN)