Bandungan, 3 Mei 2025 – Dalam upaya membentuk tradisi riset doktoral yang kokoh dan berbasis evidensi, Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) Pascasarjana UIN Salatiga menyelenggarakan Klinik Penulisan Proposal Disertasi bertajuk “Menemukan Argumen, Menyusun Bukti”. Bertempat di kompleks Candi Gedong Songo, kegiatan ini menghadirkan atmosfer akademik yang serius, reflektif, dan sekaligus inspiratif. Klinik ini menjadi titik temu antara narasi tradisi keilmuan lokal dengan pendekatan akademik global yang ketat dan rasional.

Sebagai narasumber utama, Prof. Lena Salaymeh dari Université Paris Sciences et Lettres, Prancis, menyampaikan pengantar umum mengenai pentingnya membedakan opini dari argumen dalam konteks penulisan disertasi. Ia menegaskan bahwa riset doktoral harus dilandasi oleh problem riset yang nyata, dan bukan sekadar gagasan abstrak atau kecenderungan pribadi. “Argumen yang valid hanya lahir ketika ada hubungan logis yang kuat antara pertanyaan penelitian, teori, dan data. Tanpa evidensi yang sahih, disertasi hanya menjadi opini panjang yang tidak ilmiah,” ujar Prof. Lena dalam pembukaan sesi klinik.
Setelah paparan awal, proses klinik dilanjutkan dengan pembagian mahasiswa ke dalam empat kelompok berdasarkan kesamaan fokus riset mereka, yaitu: (1) Pendidikan Islam dan Kurikulum, (2) Wasathiyah Islam dalam praktik sosial-keagamaan, (3) Studi tentang Pesantren, dan (4) Integrasi dan Interkoneksi antara ilmu keislaman dan keilmuan modern. Pembagian ini bertujuan untuk menciptakan diskusi yang lebih mendalam dan relevan di antara peserta dengan topik yang serupa.
Masing-masing kelompok didampingi oleh fasilitator dari tim dosen Pascasarjana, yakni Dr. M. Aji Nugroho dan Dr. Maslikhatul Umami, serta mendapat penguatan langsung dari Prof. Lena dalam sesi-sesi observasi dan intervensi kritis. Setiap peserta diminta mempresentasikan struktur argumen utama disertasinya, termasuk bagaimana mereka merumuskan latar belakang masalah, tujuan, dan pendekatan metodologis yang digunakan untuk membangun klaim ilmiah yang dapat diuji.
Prof. Lena secara khusus memberikan umpan balik dengan menekankan pentingnya research justification yang berbasis data dan relevansi konteks. “Mahasiswa doktoral harus berhenti membuat klaim umum seperti ‘Islam itu moderat’ tanpa menjelaskan: moderat dalam hal apa, pada siapa, kapan, dan didasarkan pada data apa. Itulah fungsi riset: menyusun bukti untuk mendukung klaim,” tegasnya. Ia juga mendorong agar mahasiswa tidak hanya mengutip literatur, tetapi juga menunjukkan keterkaitan literatur tersebut dengan argumen inti mereka.
Prof. Asfa Widiyanto, selaku Direktur Pascasarjana UIN Salatiga, menyambut baik pendekatan klinis yang digunakan dalam kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat strategis dalam meningkatkan kualitas akademik mahasiswa doktor. “Kami tidak ingin mahasiswa hanya menyelesaikan disertasi, tetapi kami ingin mereka memproduksi pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan dapat berdampak bagi masyarakat luas,” jelasnya.
Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi, baik dalam sesi diskusi kelompok maupun saat mempresentasikan ulang hasil revisi dan refleksi mereka. Beberapa mahasiswa mengakui bahwa mereka sebelumnya terlalu fokus pada “ide besar” tanpa tahu bagaimana membuktikannya secara konkret. Klinik ini menjadi ruang koreksi sekaligus pembelajaran mendalam tentang pentingnya validitas akademik dalam setiap elemen proposal. Dengan menggabungkan pendekatan analitis khas akademisi internasional dan pemahaman lokal atas konteks sosial-keagamaan, Klinik Disertasi ini menjadi bukti komitmen Pascasarjana UIN Salatiga dalam memfasilitasi riset doktoral yang tidak hanya kuat secara metodologis, tetapi juga relevan secara sosial dan bermakna secara keilmuan. (MAN)