Ketua Panitia Noor Malihah, Ph.D. mengatakan, ICONIS mengambil tema “Muslim in a Disrupted Millinial Age”.
“Maksud dan tujuan diselenggarakannya ICONIS sendiri adalah untuk mengkaji identitas, eksistensi, retorika umat islam dan kondisi mutakhir umat Islam di tengah-tengah masyarakat, baik sebagai mayoritas atau minoritas,” jelas Malihah.
Acara seminar internasional nanti disebut Malihah akan menarik mengingat bahasan yang diangkat adalah keadaan umat Islam sebagai mayoritas diwarnai problem internal dan eksternal.
“Problem internal yaitu polarisasi umat Islam dalam pengembangan kajian keIslaman, misalnya ada sekelompok umat Islam yang ingin membawa kembali Islam pada jaman kehidupan nabi sedangkan kelompok yang mengehendaki Islam harus lebih progressif dan aktual. Sementara problem eksternal berupa kenyataan umat Islam di masyarakat belum menjadi umat yang terbaik dalam beberapa aspek kehidupan,” sambung Malihah.
Ujung dari konferensi ini diharapkan menghasilkan gagasan terbaru dan paparan hasil riset mutakhir terkait Islam dan Masyarakat Islam. Selain itu, 12 makalah tersebut nantinya akan diterbitkan pada Jurnal Internasional IJIMS (International Journal on Islam and Muslim Society) dua edisi sekaligus, Januari-Juni 2018 dan Juli-Desember 2018.
“Forum ini juga menjadi ajang tasyakuran IJIMS yang sejak Agustus tahun lalu telah terindek SCOPUS dan otomatis bereputasi internasional,” demikian menurut Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga dan Pimpinan Umum IJIMS, Prof. Dr. Zakiyuddin.
Sementara itu, Rektor IAIN Salatiga yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan Dr. Agus Waluyo menyampaikan sangat mengapresiasi atas capaian jurnal IJIMS telah terindek SCOPUS.
“Dengan tercapaianya indek SCOPUS pada jurnal IJIMS ini kita semua patut bersyukur, dan sebagai upaya menjaga serta mengembangan IJIMS ditingkat internasional, maka melalui agenda besar yakni ICONIS ini diharapkan dapat mempersatukan pemikiran atau riset yang nantinya akan mengisi IJIMS,” jelas Dr. Agus. (zid/hms)