Pada hari Selasa, 22 Agustus 2023 Dr. Setia Rini, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Magister Tadris Bahasa Inggris Pascasarjana UIN Salatiga menyampaikan sosialisasi Penerimaan Mahasiswa Baru Pascasarjana dihadapan para guru bahasa inggris yang tergabung dalam forum MGMP yang bertempat di SMAN 1 Tuntang. Dalam kesempatan ini Kepala Sekolah SMAN 1 Tuntang, Agus Setiono, S.Pd., M.Pd. menyambut baik atas inisiasi Ketua MGMP SMA yaitu Ibu Ratih Yuliana, M.Pd. dalam rangka menghadirkan Dosen dari UIN Salatiga agar dapat memberikan penyegaran bagi para guru bahasa inggris. Dalam kesempatan tersebut sekaligus Dr. Setia Rini diminta mengisi materi pengabdian kepada masyarakat profesi guru bahasa inggris sejumlah 25 orang dalam wadah MGMP se Kabupaten Semarang terkait Genre Based Apprach as a Way to Improve Students’ Speaking and Writing Skills.
Selain itu, Kaprodi S2 TBI juga memberikan pemaparan Sosialisasi penerimaan mahasiswa baru (PMB). Hal ini dilakukan dalam rangka memperkenalkan keberadaan prodi S2 TBI UIN Salatiga yang berdiri sejak tahun 2021.
Pada 16 Agustus 2023, KaProdi S2 TBI Dr. Setia Rini, M.Pd melakukan kunjungan ke Prodi S1 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Wonosobo. Kunjuan ini dilakukan dalam rangka sosialisasi mahasiswa sekaligus silaturahim. Kaprodi S1 PBI UNSIQ Niken Kenco Ungu, M.Pd menyambut hangat sekaligus memperkenalkan kepada calon wisudawan tentang pentingnya jenjang pendidikan pascasarjana.
Selanjutnya, Dr. Setia Rini, M.Pd juga memberikan pemaparan tentang program unggulan yang ada di Pascasarjana UIN Salatiga terutama di Prodi S2 TBI. Pertemuan sekalikus sosialisasi diharapkan mampu memberikan peluang kerjasama dan kolaborasi dalam bidang penelitian dan publikasi ilmiah. (KW)
Pada Hari kamis 10 Agustus 2023 bertempat di Aula lantai 3 Gedung KH. Hasyim Asy’ari UIN Salatiga. Progam Studi PAI Doktor (S3) PAI UIN Salatiga lakukan Joint Lecture Bersama dengan Prof. Dr. Ednan Aslan dari Vienna University Austria dan 10 orang Mahasiswa Program Doktornya. Hadir dalam kegiatan tersebut Prof. Dr. Phil Asfa Widiyanto selaku direktur Pascasarjana UIN Salatiga sekaligus pemateri, yang ditemani Prof. Dr. Sa’adi dan Dr. Maslikhah selaku pemateri yang kedua dan ketiga dari Program Doktor PAI UIN Salatiga, dan Noor Malihah, Ph.D. selaku Wadir Pasca sekaligus moderator kegiatan, serta puluhan mahasiswa pascasarjana program Doktor dan Magister yang mengikuti, untuk melakukan kajian bersama pengembangan pengetahuan terkait dengan tema isu-isu terkini tentang pendidikan multikultural yang ditinjau dari berbagai prespektif.
Dr. Nafis selaku kaprodi S3 PAI UIN Salatiga, menyampaikan kegiatan ini memberikan dampak yang signifikan bagi mahasiwa, karena akan memberikan pengalaman belajar international dari penutur asli dengan tema diskusi yang sedang tren di daerah multikultur seperti Indonesia ini. Prof Asfa sebagai pembicara pembuka kegiatan, menyampaikan bahwa kegiatan ini mampu meningkatkan Skill keterampilan literasi-multikultural mahasiswa baik dari UIN Salatiga dan Vienna University, sekaligus memberdayakan atas apa yang telah dipelajari diruang kelas pada ruang yang lebih luas lagi, yang menjadikan mahasiswa lebih termotivasi untuk mendapat pengalaman belajar yang lebih baik (bertukar ilmu dan pemahaman) dari komunitas pendidikan berstandar international, sehingga paham dengan apa yang dibaca dan dikajinya. “Ujar Prof. Asfa”.
Prof Etlan Aslan, menyampaikan orasinya dengan menampilkan Perspektif yang berbeda Pendidikan Antarbudaya dan Pendidikan Keagamaan Sebagai Kapasitas untuk Kemajemukan, dalam uraiannya Prof etlan menyampaikan perbedaan antara pluralitas dan pluralism. Menurutnya pluralitas menggambarkan keragaman yang dominan dan komprehensif dalam masyarakat dan menunjukkan keterlibatan pluralistik yang teratur sebagai sesuatu yang diberikan. Sedangkan pluralisme mewakili politik, tetapi juga tantangan atau tugas pedagogis. Menurutnya seorang pluralis berbeda dari seorang relativis dalam hal dia memperoleh strategi keterlibatannya dari budaya tertentu yang dia miliki. “Ujar Prof. Etlan Aslan”. Uraian ini terkoneksi dengan penjelasan Dr. Maslikah yang menyampaikan ketika nilai dan budaya tertentu tidak dapat direkonsiliasi, diperlukan arbiter yang dapat menyatukannya, dan itu tampak pada semangat multikulturalisme yang telah menjadikan Pendidikan sebagai kunci untuk menyampaikan pesan dan misi prulalitas dan multikulturalitas kehidupan umat manusia.
Dr. Sa’adi selaku pembicara ketiga menggambarkan Islam Indonesia yang memiliki kontribusi riil dalam nenjaga perdamaian dan keharmonisan dunia. Menurutnya kondisi ini tampak dari keberadaan Indonesia itu sendiri yang sangat beranekaragam, mulai dari daerah yang bersifat kepulaan, Bahasa, warna kulit, adat istiadat dan agama yang melekat dari keragaman budaya tersebut, namun masih tampak rukun dan baik. Hal ini dikarenakan kultur orang Indonesia yang religious, solidaritasnya tinggi, kooperatif, ramah, adaptif dan fleksibel, serta mengakomodasi tradisi yang berjalan dimasyarakat. Bila mau melihat lebih dalam, hal ini tampak pada UIN salatiga yang bangunan gedungnya menggambarkan tokoh tokoh inspiratif pemersatu Bangsa Indonesia dan warga masyarakat kota Salatiga.
Ibrahim selaku asisten Dosen Prof Etlan, menguraikan tentang teologi Islam mulai dari al-Ash’ari (936), al Maturidi (944), dan Ibn Taymiyya (1328), dengan mengkaji beberapa surat, yang beriskan tentang peringatan Allah akan hancurnya peraban manusia, posisi Islam sebagai agama yang sempurna di tangan Allah, yang kemudian ditutup dengan uraian ayat yang berisi tentang orang yang beriman dan beramal sholeh dari Islam, Kristen, majusi akan masuk kedalam surganya Allah. Hal ini yang kemudian dikonfrimasikan Dr. Aji sekretaris prodi S3 PAI terkait uraian kedua ayat tersebut dengan pendekatan tafsir Ibnu Katsir, at-thabathabatha’I, and alwi shihab. Ibrahim menjawab, bahwa multikulturalisme tidak untuk merubah identitas seseorang, tapi lebih kepada sikap dan perilaku agar dapat menempatkan seseorang pada posisinya sebagai manusia. “Ujar Ibrahim”. Laura salah satu mahasiswa Viena University bertanya tentang praktik pembelajaran pendidikan multicultural ditingkat sekolah, dijawab oleh Dr. Maslihah, dengan cara belajar Bersama untuk saling mengenal satu dengan lainnya, untuk saling memahami dan menghormati karakter masing-masing, sehingga tidak membatasi ruang yang ada dengan perbedaan yang melekat. (KHAN)
Program studi Magister Tadris Bahasa Inggris Pascasarjana UIN Salatiga menggelar joint lecture dengan mengambil topik Current Issues in Multicultural Education. Kegiatan joint lecture ini dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Agustus 2023 bertempat di Gedung Hasyim Asy’ari Kampus 3 UIN Salatiga.
Prof. Dr. Ednan Aslan dari University of Vienna memaparkan bahwa pendidikan multikultural dieropa juga sangat penting untuk menjaga toleransi para peserta didik dalam menghadapi pluralitas. Pada sesi ini, Prof. Dr. Saadi, salah satu dosen dari program studi magister Tadris Bahasa Inggris juga memaparkan pentingnya pendidikan multikultural.
Pada sesi diskusi, salah satu mahasiswa pascasarjana UIN Salatiga yang berasal dari India bertanya kepada Prof. Ednan Aslan tentang bagaimana isu ras, sex dan diskriminasi di dalam kelas serta bagaimana cara mengembangkan rasa positif terhadap identitas budaya mereka dan menghargai budaya orang lain.
Prof. Ednan Aslan menjawab bahwa yang terjadi dikelas dan bagaimana menanggapi adalah dengan mengajarkan pentingnya pendidikan multikultural dikenalkan sejak dini disekolah dan diintegrasikan dalam kurikulum agar sejak dini pula mereka mengenal bagaimana sebaiknya bersikap dan saling menghargai satu sama lain.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan saling menyepakati perlunya menjalin kerjasama antara kedua belah pihak agar lebih bermanfaat pada kedua belah pihak. (KW)
Pada Hari kamis 10 Agustus 2023 bertempat di Aula lantai 3 Gedung KH. Hasyim Asy’ari UIN Salatiga, Magister HKI UIN Salatiga lakukan Joint Lecture Bersama dengan Prof. Dr. Ednan Aslan dan 10 orang Mahasiswa dari Vienna University. Kesepuluh Mahasiswa tersebut akan menjadi mahasiswa paruh waktu (part-time) di Prodi Magister HKI Selama 8 hari kedepan. Kegiatan Joint Lecture sebagai permulaan kegiatan-kegiatan selanjutnya yang melibatkan antara Magister HKI dengan para mahasiswa, baik mahasiswa yang berstatus penuh waktu atau mahasiswa yang berstatus paruh waktu dari Vienna University. Hadir dalam kegiatan tersebut Prof. Dr. Phil Asfa Widiyanto selaku direktur Pascasarjana UIN Salatiga sekaligus pemateri, yang ditemani Prof. Dr. Sa’adi dan Dr. Maslikhah selaku pemateri yang kedua dan ketiga dan Noor Malihah, Ph.D. selaku Wadir Pasca sekaligus moderator kegiatan tersebut.
Dr. Tri Wahyu Hidayati, M. Ag selaku kaprodi Magister HKI UIN Salatiga, mengaku senang dengan kedatangan mahasiswa asing yang menjadi Mahasiswa part-time di Prodi Magister HKI. “Tentu ini sangat baik untuk meningkatkan akademik kita,” Ujar Dr. Tri. Ia juga menyampaikan kegiatan ini memberikan dampak yang signifikan bagi mahasiwa, karena akan memberikan pengalaman belajar international dari penutur asli dengan tema diskusi yang sedang tren di daerah multikultur seperti Indonesia ini. Prof Asfa selaku direktur dan dosen Magister HKI membuka kegiatan, menyampaikan bahwa kegiatan ini mampu meningkatkan Skill keterampilan literasi-multikultural mahasiswa baik dari UIN Salatiga dan Vienna University, sekaligus memberdayakan atas apa yang telah dipelajari diruang kelas pada ruang yang lebih luas lagi, yang menjadikan mahasiswa lebih termotivasi untuk mendapat pengalaman belajar yang lebih baik (bertukar ilmu dan pemahaman) dari komunitas pendidikan berstandar international, sehingga paham dengan apa yang dibaca dan dikajinya. “Ujar Prof. Asfa”.
Prof Ednan Aslan, menyampaikan orasinya dengan menampilkan Perspektif yang berbeda Pendidikan Antarbudaya dan Pendidikan Keagamaan Sebagai Kapasitas untuk Kemajemukan, dalam uraiannya Prof Ednan menyampaikan perbedaan antara pluralitas dan pluralism. Menurutnya pluralitas menggambarkan keragaman yang dominan dan komprehensif dalam masyarakat dan menunjukkan keterlibatan pluralistik yang teratur sebagai sesuatu yang diberikan. “Ujar Prof. Ednan Aslan”.
Kegiatan ini penting untuk meningkatkan kemampauan akademik di pasacasarjana UIN salatiga, khususnya pada prodi Magister HKI UIN Salatiga.
Program yang dipelopori oleh platform anak muda Indonesia yakni Global Youth Action memberikan ruang belajar sekaligus studi culture ke 3 negara (Singapore, Malaysia dan Thailand). Dalam program yang bertajuk Youth Innovation Forum ini memiliki beberapa main agenda yang tergelar untuk menunjukkan potensi para pelajar/mahasiswa Indonesia berpartisipasi dalam idea untuk tujuan dunia SDGs (Suistanable Development Goals). Ruang kompetisi yang digelar dari Youth Innovation Forum ialah peserta kegiatan lomba dalam idea innovation tentang SDG’s, Presentasi terbaik SDG’s (Juara 1-3 dan 2 Favorit), Vidio Creatif SDG’s (Juara 1-3 dan 1 Favorit), dan The Best Speaker SDG’s (Juara 1 dan 2).
Program ini diikuti oleh anak-anak muda dari berbagai negara dengan mengusung Idea Innovation tentang SDG’s. Serta beberapa peserta program special funded juga self funded. Sehingga pada sesi ini sleuruh peserta akan saling mengenal juga semua orang akan mengetahui almamater tercinta di masing-masih tingkat pendidikan. Kegiatan ini bukan hanya sebatas mendengar ilmu secara searah, namun sistem diskusi, sistem tour kampus juga tour and studi culture yang pastinya bikin belajar dan pengalaman terukir dengan seru dan menyenangkan.
UIN Salatiga membawa 1 Medali Emas dengan Prestasi The Winner of The Most Creative Vidio yang di presentasikan langsung oleh Linda Karmelia seorang Mahasiswi Program Studi Magister HKI Pascasarjana UIN Salatiga. Vidio Creatif yang berlangsung merupakan idea inovasi untuk mewujudkan tercapainya SDG’s diseluruh dunia yang salah satunya di point ke 5 tentang Kesetaraan Gender. Bagaimana laki-laki dan perempuan tidak memandang satu sama lain menjadi sebuah objek belaka. Saling menghormati toleransi dan anti diskriminasi adalah perjuangan yang terus berlanjut hingga hari ini. (mny)