Kategori
Berita

MAHASISWA S2 HKI MEMBERIKAN PENYULUHAN HUKUM PERKAWINAN DI DESA PAGER GUNUNG KABUPATEN TEMANGGUNG

Akhir-akhir ini angka perceraian di berbagai daerah mengalami peningkatan. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian, seperti pernikahan karena terburu-buru, kondisi perekonomian, prinsip yang berbeda, perselingkuhan dan sebagainya. Oleh karenanya dibutuhkan pemahaman yang baik terkait hukum perkawinan. Adanya perkawinan akan mempunyai banyak implikasi dan kaitan hukum pada masing-masing suami isteri, seperti hak dan kewajiban suami istri, pengasuhan, harta bersama, hukum waris,  dan sebagainya. Masyarakat harus memahami hukum-hukum yang terkait dengan perkawinan tersebut. 

Chusaini Rafsanjani, S.Sy., salah satu mahsiswa S2 Hukum Keluarga Islam (HKI) Program Pascasarjana IAIN Salatiga memberikan penyuluhan terkait hukum perkawinan. kepada warga Pagergunung, Kabupaten Temanggung pada tanggal 19 Februari 2022. Acara ini diinisiasi oleh mahsiswa IAIN Salatiga yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata  di desa Pager Gunung Kab. Temanggung.  Ada banyak problem yang terjadi di masyarakat terkait perkawinan. Pernikahan dini merupakan salah satu problem yang banyak terjadi di masyarakat. Menurut Rafsanjani, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan dini, seperti, kemiskinan dan pendidikan.

Ada beberapa dampak negatif dari pernikahan dini, misalnya kesehatan reproduksi. Perempuan yang masih terlalu muda dapat mengalami komplikasi pada kehamilannya, yang dapat berakibat buruk atau beresiko bagi ibu dan juga janinnya. Pasangan suami istri belum siap secara fisik dan psikologis untuk mengasuk anak. Oleh karenanya pemerintah mengatur batas minimal usia kawin untuk dapat mewujudkan keluarga yang sehat, keluarga bahagia.

Rafsanjani, juga seorang pengacara yang tergabung di Lembaga Konsultasi dan bantuan Hukum (LKBHI) IAIN Salatiga, juga mengingatkan adanya dampak kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) terhadap remaja. Di antaranya, putus sekolah, terputusnya kesempatan berkarir dengan baik. KTD juga dapat mendorong terjadinya tindakan ilegal, seperti aborsi (pengguguran kandungan). Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman yang baik oleh remaja agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan ini. Rafsanjani mengingatkan tentang akibat hukum tindakan aborsi. Semuanya ini dilakukan untuk menyiapkan remaja menjadi faham terhadap hukum perkawinan, sehingga pada saatnya nanti dapat membangun rumah tangga yang harmonis.    

Kategori
Berita

S2 TBI SUKSES SELENGGARAKAN INTERDISCIPLINARY COLLOQUIUM DAN SOSIALISASI PMB

Jumat (25/02/2022) Program Studi Magister Tadris Bahasa Inggris (TBI) lakukan interdisciplinary colloquium dan sosialisasi penerimaan mahasiswa baru (PMB) secara virtual.

Colloquium (seminar) diikuti oleh lebih dari 150 peserta melalui aplikasi zoom meeting. Selain para dosen dan mahasiswa IAIN Salatiga, colloquium juga diikuti oleh para dosen dan guru dari berbagai instansi. Diantaranya berasal dari universitas Macquarie Australia, Universitas Sarjana Wiyata Yogyakarta, Universitas Galuh, Universitas Muhammadiyah Purworejo, Universitas Bengkulu, Universitas Tidar, Universitas Islam Nusantara, IAIN Kudus, IAIN Tulungagung, Universitas Telkom Bandung, SMP Negeri 7 Salatiga, SMK negeri 3 Salatiga, dan beberapa sekolah menengah di Kawasan Pati, Blora, Semarang, Solo, Karanganyar, Magelang.

Tema yang diangkat dalam seminar ini adalah; “Internalizing Wasathiyyah Islam values in the language teaching method and instructional technology in the pandemic era”.

Dr. Setia Rini, M.Pd selaku Ketua Program Studi (Kaprodi) S2 TBI menjelaskan, bahwa Program studi S2 Tadris Bahasa Inggris merupakan program studi baru di IAIN Salatiga. Interdisciplinary colloquium ini merupakan acara dengan tujuan agar mahasiswa lebih memahami kajian pengembangan ilmu Bahasa Inggris dan dapat melakukan riset untuk publikasi ilmiah internasional. Dalam kesempatan tersebut, Rini juga mengundang kepada para sarjana S1 yang concern terhadap pengembangan pendidikan Bahasa Inggris untuk bergabung dan belajar bersama di Prodi S2 TBI IAIN Salatiga.

Dalam sambutan pembukaannya, Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.A. selaku direktur Pascasarjana IAIN Salatiga menyampaikan bahwa colloquium ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan metode pendidikan Bahasa Inggris. Lebih lanjut Prof. Asfa menyampaikan bahwa Pascasarjana IAIN Salatiga berkomitmen dalam pengembangan keilmuan interdisipliner khususnya dalam isu-isu moderasi Islam atau Islamic wasathiyah. Saat pandemic ini dibutuhkan integrasi keilmuan utamanya antara konsep Islam wasathiyah dengan desain pembelajaran dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang berbasis tehnologi.

Seminar ini menghadirkan Prof. Dr. Suwarsih Madya, M.A., Ph.D sebagai pembicara utama. Dalam paparannya, Prof. Suwarsih menjelaskan bahwa pendidikan karakter dalam sistem pendidikan di Indonesia sangatlah penting, terutama dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Guru dapat merancang materi pembelajaran dan menyampaikan tugas-tugas sekolah dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dan moderasi Islam. Hal ini bermanfaat agar siswa belajar mengenai bagaimana berkomunikasi dengan sesama manusia serta memiliki sikap toleran.

Lebih lanjut Prof. Suwarsih menyatakan bahwa pada era saat ini seorang guru sebaiknya berperan sebagai fasilitator daripada menjadi “penguasa” kelas. Pembelajaran di kelas juga diharapkan memiliki toleransi atas sebuah kesalahan yang dilakukan siswa. Seorang guru juga diharapkan siap menerima perubahan-perubahan terutama pada masa pandemi ini yang membutuhkan adaptasi terhadap tekhnologi. Seorang guru memang harus selalu belajar, belajar dan belajar.

Prof Suwarsih menjelaskan, “Jaman sekarang karena ketersediaan resources di internet sehingga dengan mudah mencari native speaker standard melalui beberapa aplikasi dan dictionary in pronunciation. Diperlukan sistem yang mengatur dan mengontrol sound production untuk menjamin ketepatan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris.” tegas Prof. Suwarsih.

Haryani, seorang peserta dari Politeknik Bumi Akpelni Semarang mengapresiasi dan memberikan tanggapan atas terselenggaranya colloquium ini dengan mengatakan, “it was a very nice event. Thanks for sharing the knowledge Bpk/Ibu… hopefully it will encourage us to have a new improvement in our teaching method and insight… BRAVO IAIN Salatiga…” pungkasnya.

Kategori
Berita

RAPAT KOORDINASI DOSEN PROGRAM PASCASARJANA IAIN SALATIGA 17 FEBRUARI 2022

Program Pascasarjana IAIN Salatiga menyelenggarakan Rapat Koordinasi dalam rangka persiapan perkuliahan semester Genap Tahun Akademik 2021/2022 pada hari Kamis tanggal 17 Februari 2022 pukul 09.00 WIB secara online via Zoom. Rapat yang dilakukan secara daring tersebut dihadiri oleh semua dosen dan pengelola beserta Staf di Program Pascasarjana. Selain dosen internal dari Program Pascasarjana, acara tersebut juga dihadiri oleh dosen tidak tetap dari luar IAIN Salatiga yang bertujuan untuk menjalin networking dengan Perguruan Tinggi Negeri di dalam maupun di luar Kementerian Agama. Acara yang berlangsung dengan penuh antusiasme ini dipandu secara langsung oleh Wakil Direktur Program Pascasarjana (Noor Malihah, S.Pd., M.Hum., Ph.D).

        Di awal acara, Direktur Program Pascasarjana (Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA) menyampaikan bahwa perkuliahan semester genap TA 2021/2022 akan dimulai pada tanggal 24 Februari 2021. Sesuai dengan SK Rektor, maka perkuliahan 7 pertemuan pertama dilakukan secara daring/online dengan menggunakan platform sebagaimana yang telah ditetapkan oleh IAIN Salatiga. Sedangkan perkuliahan 7 pertemuan kedua akan dilakukan secara luring atau daring dengan menyesuaikan kondisi dan perkembangan covid 19. Selain itu, Direktur PPs juga berpesan kepada semua dosen PPs untuk selalu mengupdate materi dan referensi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan dalam rangka mempersiapkan lulusan PPs yang siap menghadapi tuntutan dan perkembangan jaman.

        Selanjutnya, Wakil Direktur PPs berpesan dan menghimbau kepada seluruh dosen Program Pascasarjana supaya segera mempersiapkan dan menyelesaikan RPS (Rencana Pembelajaran Semester) sebelum perkuliahan pertama dimulai. Selain itu, disampaikan pula tentang informasi akademik terkait dengan proses perkuliahan, ujian, administrasi dosen, pembimbingan, maupun kebijakan-kebijakan lain yang berlaku di PPs IAIN Salatiga. Di akhir acara, Direktur dan Wakil Direktur PPs mengucapkan selamat melaksanakan tugas kepada seluruh dosen di Program Pascasarjana IAIN Salatiga dan semoga proses perkuliahan berjalan dengan baik sesuai yang direncanakan. (ECA)

Kategori
Berita

INTERDISCIPLINARY COLLOQUIUM “MODERASI BERAGAMA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIDISIPLINER” & LAUNCHING JOURNAL IJORESH

Pada hari Rabu, tanggal 16 Februari 2022 Program Pascasarjana IAIN Salatiga melalui Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam telah menyelenggarakan Interdisciplinary Colloquium & Launching Journal IJORESH dengan tema “Moderasi Beragama dalam Pendidikan Agama Islam Berbasis Multidisipliner”. Narasumber dalam acara Interdisciplinary Colloquium adalah Prof. Dr. Waston, M.Hum Guru Besar Filsafat dan Agama Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan moderator Prof. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. Acara diawali sambutan Prof. Dr. Phil. Widiyanto, M.A selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga, kemudian dilanjutkan sambutan Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga dan sekaligus launching journal Indonesian Journal of Religion Spirituality and Humanity (IJORESH). Acara diikuti oleh Pengelola Program Pascasarjana IAIN Salatiga, Dosen dan tenaga kependidikan, Mahasiswa serta 385 peserta dari berbagai perguruan tinggi diluar IAIN Salatiga. Berikut inti yang disampaikan Narasumber sebagai berikut: Tentunya tidak semua prodi Pendidkan Agama Islam (PAI) harus membawa identitas multikultural ataupun moderasi beragama, namun yang lebih penting dari identitas adalah kualitas muatan dan aktivitasnya. Muatan dan aktivitas terkait erat dengan perspektif keilmuan. Tanpa perspektif berfikir multidimensional maka kepekaan dalam melihat realitas yang beragam tidak akan terasah dan tidak akan dilakukan dengan kesungguhan. Salah-salah, hanya memunculkan lazy tolerance (toleransi yang tidak sungguh-sungguh, amung lamis dalam bahasa Jawa). Maka untuk mengupayakan PAI Bermoderasi, atau PAI yang jauh dari citra intoleran atau pun radikal, harus dimulai dengan berfikir multidimensional.

          Selanjutnya secara metodologis, perspektif multidimensional tersebut dijalankan dengan kemauan untuk melibatkan ilmu-ilmu (disiplin) lain yang terkait, baik dilakukan secara multidisiplin, interdisiplin, maupun transdisiplin. PAI yang terbuka dengan keilmuan lain akan tumbuh lebih responsif terhadap realitas di sekitarnya, sehingga tidak akan mudah terjebak pada paradigma sempit dan eksklusif. Akhirnya PAI yang bermoderasi akan menjadi garda terdepan dalam membentuk generasi relijius, berakhlak mulia, dan berilmu yang waskita.

Kategori
Berita

Mahasiswa Pascasarjana Ikuti Vaksinasi Covid-19

SALATIGA-Institut Agama Islam Negeri Salatiga kembali mengadakan vaksinasi pada Senin (11/2/2022). Program vaksinasi yang terselenggara atas kerja sama dengan Polres Salatiga tersebut diadakan di gedung Auditorium & Student Center Kampus III IAIN Salatiga. Selain sivitas akademika IAIN Salatiga, termasuk mahasiswa Pascasarjana, program vaksinasi itu juga ditujukan kepada masyarakat umum dari berbagai kalangan.

Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy mengatakan bahwa program vaksinasi gelombang kedua tersebut diadakan untuk meratakan penerimaan vaksin bagi sivitas akademika IAIN Salatiga. “Sebelumnya sudah ada vaksinasi untuk dosen dan staf. Vaksinasi kali ini ditujukan kepada sivitas yang kemarin belum bisa menerima vaksin,” ujarnya.

Prof. Zakiyuddin mengatakan, IAIN Salatiga mendukung langkah pemerintah untuk menekan persebaran Covid-19, “Vaksinasi adalah satu ikhtiar yang bisa kita ambil untuk mengatasi pandemi. Semoga program vaksinasi ini bisa mempercepat terlaksananya perkuliahan tatap muka.”

“IAIN Salatiga akan terus mengupayakan program pemerataan vaksinasi untuk mahasiswa yang belum divaksin,” tambah Kepala Bagian Umum IAIN Salatiga.

Kategori
Berita

PROGRAM PASCASARJANA IAIN SALATIGA MENGIRIM 19 MAHASISWA UNTUK MENGIKUTI INTERNATIONAL CONFERENCE OF ISLAM, LAW AND SOCIETY (INCOILS) 2021

Dalam rangka meningkatkan mutu lulusan, Program Pascasarjana (PPs) IAIN Salatiga mendorong para mahasiswa untuk turut berpartisipasi pada International Conference of Islam, Law and Society (INCOILS) yang diselenggarakan oleh Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) dan UIN Raden Intan Lampung. Kegiatan ilmiah tersebut dilaksanakan pada tanggal 21-24 Desember 2021.

      PPs IAIN Salatiga mengirimkan 19 mahasiswa untuk berpartipasi sebagai pemakalah/presenter. Mahasiswa yang dikirimkan tersebut merupakan perwakilan dari masing-masing program studi yang ada di PPs IAIN Salatiga. Program Studi S3 Pendidikan Agama Islam (PAI) diwakili oleh 3 Mahasiswa, Prodi S2 PAI diwakili oleh 3 mahasiswa, Prodi S2 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) diwakili oleh 2 mahasiswa, Prodi S2 Ekonomi Syariah (ES) diwakili oleh 2 mahasiswa, Prodi S2 Hukum Keluarga Islam (HKI) diwakili oleh 3 mahasiswa, dan Prodi S2 Tadris Bahasa Inggris (TBI) mengirimkan 6 orang perwakilan mahasiswa.

       Di akhir acara tersebut, diumumkan 10 peserta yang memiliki nilai tertinggi. Ada 3 mahasiswa perwakilan Prodi Tadris Bahasa Inggris yang memperoleh predikat tersebut, diantaranya: Yeny Richa Rahmawati (Peringkat 4 dengan nilai 95), Naila Rajiha (Peringkat 5 dengan nilai 94), Nova Zaeni Nurfuadiyan (Peringkat 9 dengan nilai 90). Prestasi yang membanggakan ini sangat diapresiasi oleh Kepala Program Studi TBI (Dr. Setia Rini, M.Pd).

       Direktur (Prof. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, M.A) dan Wakil Direktur (Noor Malihah, S.Pd., M.Hum., Ph.D) PPs IAIN Salatiga megucapkan selamat atas partisipasi dan prestasi yang telah diraih, dan berharap semoga kegiatan ilmiah ini dapat memberikan kontribusi dan kebermanfaatan kepada PPs IAIN Salatiga maupun Institut yang sedang bertransformasi menjadi UIN Salatiga.